Jumat 06 Sep 2024 06:50 WIB

Khutbah Jumat: Waspadai 6 Sifat Buruk yang Dibenci Allah SWT

Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang sombong

Red: Nashih Nashrullah
Sombong, angkuh, menang sendiri  (ilustrasi). Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang sombong
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Sombong, angkuh, menang sendiri (ilustrasi). Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang sombong

Oleh : KH Nur Rohmad, Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI Kab Mojokerto.

REPUBLIKA.CO.ID, 

Khutbah I 

Baca Juga

الحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، 

الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ،

أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ:يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلتَنظُر نَفْسٌ مَّا قَدَّمَت لِغَدٖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعمَلُونَ

Ma’âsyiral Muslimîn rahimakumullâh...

Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allâh , satu-satunya Tuhan yang wajib dan berhak disembah, Pencipta segala sesuatu, yang menakdirkan terjadinya segala sesuatu, Mahakuasa atas segala sesuatu, tidak membutuhkan kepada segala sesuatu dan berbeda dengan segala sesuatu, yang tidak membutuhkan kepada tempat dan arah serta Mahasuci dari bentuk dan ukuran.

Hadirin rahimakumullâh...

Dalam kesempatan ini, kita akan membahas hadits yang menjelaskan tentang enam sifat yang dibenci oleh Allah SWT. Marilah kita berintrospeksi dan bermuhasabah, apakah kita sudah terhindar dari enam sifat itu, ataukah sebaliknya.

Ibnu Hibban meriwayatkan dalam hadits shahih dari sahabat Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ اللهَ يُبْغِضُ كُلَّ جَعْظَرِيٍّ جَوَّاظٍ سَخَّابٍ بِالْأَسْوَاقِ جِيفَةٍ بِالَّليْلِ حِمَارٍ بِالنَّهَارِ عَالِـمٍ بِأَمْرِ الدُّنْيَا جَاهِلٍ بِأَمْرِ اْلآخِرَةِ (حَدِيْثٌ صَحِيْحٌ رَوَاهُ ابْنُ حِبَّانَ)

Dalam hadits ini, Rasulullah menjelaskan bahwa Allah membenci seseorang yang memiliki enam sifat berikut ini:

1. جَعْظَرِيٍّ

Yakni orang yang takabbur atau sombong. Sombong ada dua macam:

Pertama, menolak kebenaran yang disampaikan oleh orang lain padahal ia tahu bahwa hal itu benar, dikarenakan penyampai kebenaran lebih muda usianya, lebih miskin hartanya, lebih rendah status sosialnya atau karena hal lain. 

Padahal firaun tidaklah binasa kecuali karena sifat takaburnya. Firaun telah melihat sekian banyak mukjizat Nabi Musa, namun ia tidak beriman kepada Nabi Musa. Haman, perdana menteri firaun ketika itu berkata kepada Firaun, “Jika engkau beriman kepada Musa, maka engkau akan kembali menjadi hamba yang menyembah, padahal selama ini engkau sudah menjadi tuhan yang disembah.” 

Demikian pula Bani Israil yang diutus kepada mereka Nabi Isa. Setelah mereka melihat mukjizat Nabi Isa, tidak ada yang membuat mereka tidak beriman kecuali sifat takabur mereka. Mereka selalu mengatakan bahwa jika mereka beriman, maka akan lenyaplah kehormatan dan kekuasaan mereka. 

Demikian pula Abu Lahab dan tokoh-tokoh kafir Quraisy. Setelah mereka melihat mukjizat Alquran dan mengakui bahwa Alquran tidak seperti puisi dan prosa yang mereka kenal, tidak ada yang membinasakan mereka dan membuat mereka tidak beriman kecuali sifat takabur mereka.

Kedua adalah merendahkan orang lain. Seseorang yang memiliki sifat takabur jenis kedua ini dalam hatinya, ia akan menganggap dirinya memiliki keistimewaan lebih atas semua orang sehingga melihat dirinya dengan pandangan kesempurnaan dan penuh kebaikan. Dia melupakan bahwa semua kelebihan dan keistimewaan adalah anugerah yang Allah berikan kepadanya. 

2. جَوَّاظٍ

Yaitu seseorang yang rakus dan gandrung untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya dengan niat yang tidak benar dan didorong kecintaannya yang sangat besar terhadap harta. Ia tidak peduli dari mana harta itu ia peroleh, apakah dari sumber yang halal ataukah haram. Dengan itu, ia bertujuan untuk memenuhi keinginan hawa nafsunya yang haram dan membanggakan diri di hadapan para hamba yang lain.

3. سَخَّابٍ بِالْأَسْوَاقِ

Artinya orang yang karena kerakusan dan kegandrungannya pada harta, ia memperbanyak omongan dengan tujuan supaya bisa mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya. Ia tidak peduli apakah omongannya halal ataukah haram.

Halaman selanjutnya...

Dari tokoh ramai dibicarakan ini, siapa kamu jagokan sebagai calon gubernur DKI Jakarta 2024

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement