Selasa 10 Sep 2024 21:13 WIB

Jubir Pramono-Rano: Gerakan Coblos Tiga Paslon Hak Konstitusi, tapi ...

Pemilih dinilai sebaiknya memilih calon yang mendekati versi ideal mereka.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Teguh Firmansyah
Bakal wakil gubernur DKI Jakarta Rano Karno menyapa warga saat berolahraga pada Hari bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Ahad (8/9/2024). Pramono-Rano pada kesempatannya berbincang sekaligus mendengarkan aspirasi dari sejumlah elemen masyarakat, pecinta hewan dan pewarta foto ditengah aktivitasnya. Terlihat sejumlah warga berebut foto bersama pasangan calon gubenur dari PDI Perjuangan tersebut.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Bakal wakil gubernur DKI Jakarta Rano Karno menyapa warga saat berolahraga pada Hari bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Ahad (8/9/2024). Pramono-Rano pada kesempatannya berbincang sekaligus mendengarkan aspirasi dari sejumlah elemen masyarakat, pecinta hewan dan pewarta foto ditengah aktivitasnya. Terlihat sejumlah warga berebut foto bersama pasangan calon gubenur dari PDI Perjuangan tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara (Jubir) Tim Pemenangan Cagub-Cawagub Jakarta Pramono Anung dan Rano Karno, Aris Setiawan Jodi menyebut isu gerakan mencoblos tiga pasangan calon yang berlaga pada Pilkada Jakarta 2024 termasuk hak konstitusional pemilih. Namun Aris menyarankan pemilih menyalurkan haknya memilih salah satu paslon. 

"Gerakan coblos tiga paslon, kami hargai apapun ekspresi masyarakat, itu hak konstitusional yang perlu dihargai. Namun kalau kami boleh menyarankan gunakan hak pilih untuk pilih salah satu paslon agar dihitung sah," kata Aris kepada Republika, Selasa (10/9/2024). 

 

Aris menyinggung kalau masyarakat Jakarta bakal kelewatan kesempatan memilih pemimpin kalau mencoblos tiga paslon.  "Sayang kalau dilewatkan masyarakat dengan milih tiga paslon, tapi apapun itu pilihan masyarakat kita hargai," ujar Aris. 

 

Aris menyadari ada saja pemilih di Jakarta yang tak cocok dengan tiga paslon Cagub-Cawagub. Tapi menurutnya, pemilih sebaiknya mencoblos paslon yang paling mendekati cagub-cawagub ideal versi mereka. 

 

"Pilihlah yang dianggap paling mendekati visi misi, keinginan bahwa Jakarta harus dipimpin paslon seperti apa. Kalau nggak 100 persen sama dengan bayangan kita, cari yang paling mendekati," ujar Aris. 

 

Khusus bagi paslon Pramono-Rano, Aris menjamin bakal bekerja sepenuh hati agar masyarakat Jakarta merasakan dampak positif pembangunan. 

 

"Bagi kami, komitmen kami terhadap pembangunan Jakarta tidak setengah hati, kami ingin bersama seluruh warga Jakarta. Prioritas itu pembangunan masyarakatnya, agar merasakan pembangunan," ucap Aris. 

 

Sebelumnya, muncul gerakan 'Anak Abah Tusuk 3 Paslon' di tengah persaingan tiga bakal pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta. Anak Abah merupakan sebutan populer bagi pendukung Anies Baswedan yang gagal ikut Pilgub Jakarta. 

 

Diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta menerima pendaftaran sebanyak tiga calon pasangan Gubernur-Wakil Gubernur. Yaitu calon independen yaitu Dharma Pongrekun-Kun Wardana dan dua paslon yang diusung partai politik ialah Ridwan Kamil-Suswono dan Pramono Anung-Rano Karno.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement