REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Tiga dosen dari multidisiplin ilmu Universitas Palangka Raya (UPR) berkolaborasi melakukan pengabdian kepada masyarakat (PKM) di Desa Talian Kereng, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah. Mereka mentransfer teknologi akuaponik dan melatih warga Desa Talian Kereng membuat pelet probiotik untuk menuju kemandirian pangan.
Ketiga dosen tersebut adalah drh. Rian Ka Praja, SKH, M Biomed, PhD, Fakultas Kedokteran; Rts Sherly Dwijayanti, SPt, MPt (Fakultas Pertanian), dan Rizki Rachmad Saputra, SSi, MSc (Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam/FMIPA). Mereka dibantu dua mahasiswa, Henrigen Harianja (Fakultas Pertanian) dan Joy Angel Aria Suma (Fakultas MIPA).
Ketua Tim PKM, Rian Ka Praja mengatakan pengabdian kepada masyarakat ini mengangkat tema 'Program Pembuatan Pelet Ikan Mandiri Formulasi Campuran Probiotik pada Ternak Ikan dengan Kolam Terpal Akuaponik Teroptimalisasi Sebagai Solusi Kemandirian dan Ketahanan Pangan di Desa Talian Kereng, Kabupaten Katingan.' Pengabdian masyarakat ini mendapat pendanaan dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Masyarakat (DRTPM), Kemdikbudristek, tahun 2024.
"Skemanya, Pemberdayaan Berbasis Masyarakat dan ruang lingkup Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat sebagai bagian dari upaya peningkatan kemandirian pangan masyarakat setempat," kata Rian Ka Praja di Palangka Raya, Selasa (10/9/2024).
Pelaksanaanya, kata Rian, selama dua hari pada 30-31 Agustus 2024. Pada hari pertama, Tim PKM UPR memberikan edukasi secara intensif mengenai penggunaan pelet ikan berbasis probiotik untuk budidaya ikan di kolam terpal yang terintegrasi dengan sistem akuaponik. Kegiatan ini diadakan di balai desa setempat dan dihadiri lebih dari 15 peserta yang terdiri dari para peternak ikan, dan masyarakat umum.
Para peserta, kata Rian, diperkenalkan pada konsep dasar probiotik dan manfaatnya dalam budidaya ikan. Pelet berbasis probiotik dianggap mampu meningkatkan kesehatan ikan dengan memperbaiki sistem pencernaan serta meningkatkan daya tahan ikan terhadap penyakit. Manfaat probiotik juga dihubungkan dengan peningkatan kualitas air di kolam terpal, yang menjadi salah satu masalah umum dalam budidaya ikan intensif.
Selain itu, peserta juga mendapatkan penjelasan tentang mekanisme kerja sistem akuaponik. Sistem ini merupakan kombinasi antara budidaya ikan dan pertanian tanaman air. Edukasi ini menggarisbawahi konsep keberlanjutan, di mana limbah ikan digunakan untuk menyuburkan tanaman, sedang tanaman berperan sebagai penyaring air yang dikembalikan ke kolam. "Jadi sistem ini tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga menyediakan solusi pertanian yang ramah lingkungan bagi masyarakat desa," kata Rian.
Pada hari kedua, kata Rian, kegiatan dilanjutkan dengan praktik langsung pembuatan pelet ikan berbasis probiotik di lokasi kolam terpal milik warga. Para peserta diberi pelatihan teknis dalam mencampur bahan baku, menambahkan probiotik, hingga proses pencetakan dan pengeringan pelet. Sistem pembuatan pelet ini diharapkan mampu mendukung kemandirian para peternak ikan di Desa Talian Kereng, sehingga mereka tidak lagi tergantung pada pakan ikan komersial.
Selanjutnya, kata Rian, dilakukan demonstrasi langsung teknologi akuaponik yang terintegrasi dengan kolam terpal. Sistem ini tidak hanya membantu meningkatkan produksi ikan, tetapi juga mendukung pertumbuhan tanaman melalui siklus air yang berkelanjutan.
Puncak kegiatan, Tim PKM UPR menyerahkan alat pembuat pakan ikan dan sistem akuaponik yang terintegrasi pada kolam terpal. Bantuan tersebut diterima Tenar, Ketua Kelompok Tangkap Ikan Desa Talian Kereng. Serah-terima ini dilakukan sebagai simbol dukungan terhadap keberlanjutan program, di mana masyarakat diharapkan dapat melanjutkan praktik teknologi tersebut secara mandiri dan berkelanjutan.
Rian Ka Praja, menyampaikan apresiasinya atas antusiasme masyarakat Desa Talian Kereng dalam mengikuti program ini. “Kami sangat senang melihat semangat masyarakat desa dalam belajar dan mempraktikkan teknologi baru seperti akuaponik dan pembuatan pelet ikan berbasis probiotik. Kami berharap program ini dapat meningkatkan kemandirian mereka dalam budidaya ikan, serta berkontribusi pada ketahanan pangan desa,” kata Rian.
Rian juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Masyarakat (DRTPM), Kemdikbudristek, yang telah memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini. “Tanpa bantuan dan pendanaan dari DRTPM, kegiatan ini tentu tidak akan bisa terlaksana dengan baik. Kami sangat berterima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk mengimplementasikan program ini, dan kami berharap dapat terus berkontribusi melalui pengabdian kepada masyarakat di masa mendatang,” ujarnya.
Sementara Tenar mengaku sangat terbantu atas ilmu dan peralatan membuat pelet yang diberikan Tim PKM UPR. “Kami sangat berterima kasih kepada Universitas Palangka Raya atas bantuan ini. Dengan alat dan teknologi ini, kami bisa lebih mandiri dan meningkatkan hasil budidaya ikan kami,” kata Tenar. Tiga Dosen UPR Lakukan PKM Latih Warga Desa Talian Kereng Membuat Pelet Probiotik