Rabu 11 Sep 2024 10:00 WIB

Menkop UKM: Sebagian Besar Kurikulum Perguruan Tinggi tak Arahkan Mahasiswa Jadi Pebisnis

Saat ini, hanya 3,40 persen populasi Indonesia yang menjadi pengusaha.

Rep: Fiona Arinda Dewi/Wuni Khoiriyah Azka/ Red: Fernan Rahadi
Universitas Gadjah Mada (UGM) menjadi tuan rumah acara Entrepreneur Hub Goes to Campus yang berlangsung di UC Bulaksumur pada Selasa (10/9/2024). Dihadiri oleh Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, fokus utama acara ini adalah pengembangan ekosistem kewirausahaan di Indonesia.
Foto: Wuni Khoiriyah Azka
Universitas Gadjah Mada (UGM) menjadi tuan rumah acara Entrepreneur Hub Goes to Campus yang berlangsung di UC Bulaksumur pada Selasa (10/9/2024). Dihadiri oleh Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, fokus utama acara ini adalah pengembangan ekosistem kewirausahaan di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Universitas Gadjah Mada (UGM) menjadi tuan rumah acara Entrepreneur Hub Goes to Campus yang berlangsung di UC Bulaksumur pada Selasa (10/9/2024). Dihadiri oleh Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, fokus utama acara ini adalah pengembangan ekosistem kewirausahaan di Indonesia.

Dalam pidatonya, Teten menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan wirausaha, terutama di kalangan mahasiswa. Berdasarkan data survei, Teten menyebutkan bahwa sebagian besar kurikulum di perguruan tinggi belum sepenuhnya mengarahkan mahasiswa untuk menjadi pebisnis.

Hanya beberapa kampus yang sudah melakukan perubahan, seperti mengganti skripsi dengan rencana bisnis. Ini bertujuan agar lulusan tidak hanya siap bekerja, tetapi juga mampu membangun bisnis mereka sendiri.

"Saat ini, Indonesia sedang menuju target menjadi negara berpendapatan tinggi pada tahun 2045, dengan pendapatan per kapita minimum 13.200 dolar AS. Namun, saat ini kita baru di angka 4.500 dolar AS per kapita," ungkap Teten, Selasa (10/9/2024).

Salah satu cara untuk mencapai target tersebut adalah dengan meningkatkan jumlah wirausahawan.

Saat ini, hanya 3,40 persen populasi Indonesia yang menjadi pengusaha (entrepreneur). Sedangkan untuk menjadi negara maju, jumlah tersebut minimal harus mencapai 4 persen. Indonesia juga memiliki potensi besar di dunia startup, dengan menduduki peringkat ke-6 di dunia dengan sekitar 2.000 startup.

Teten juga menekankan pentingnya inovasi dan kreativitas di era persaingan global, termasuk di sektor online. Kampus-kampus di Indonesia harus melahirkan wirausaha baru yang kompetitif dan mampu menghadapi tantangan ekonomi digital.

Tanpa riset pasar yang baik, UMKM di Indonesia berpotensi tidak produktif, sehingga penting bagi generasi muda untuk mampu menciptakan lapangan kerja baru dan mendukung ekonomi nasional.

Di negara maju, 12 persen dari populasi adalah wirausaha, sementara Indonesia masih berada di angka 3,40 persen. Teten berharap, melalui kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan sektor swasta, akan lahir lebih banyak wirausaha yang mampu menciptakan inovasi baru dan membuka lapangan pekerjaan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement