Kamis 12 Sep 2024 06:21 WIB

Cawalkot PDIP Kritik Gibran: Tugasnya Indonesia, Bukan Solo

Wali Kota Solo Teguh Prakosa kritik Gibran dan Gusti Bhre ikut dukung Respati-Astrid.

Rep: Muhammad Noor Alfian Choir/ Red: Erik Purnama Putra
Wali Kota Solo yang maju menjadi cawalkot Teguh Prakoso.
Foto: Republika/Alfian Choir
Wali Kota Solo yang maju menjadi cawalkot Teguh Prakoso.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Calon wali kota Solo dari PDIP, Teguh Prakosa menyoroti aksi Wapres Terpilih Gibran Rakabuming Raka dan Mangkunegaran X Gusti Bhre yang ikut mendampingi blusukan pasangan lawannya, yaitu Respati Achmad Ardianto-Astrid Widayani di sejumlah kampung di Kota Solo, Jawa Tengah, baru-baru ini. Teguh yang menggantikan Gibran sebagai wali kota Solo heran dengan pendahulunya itu yang masih ikut kampanye pada Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Solo 2024.

"Kurang apalagi Mas Gibran itu, posisinya sudah jelas. Solo biar dikembalikan ke orang-orang Solo saja. Tugas Mas Gibran itu kan masih besar, Indonesia, bukan Solo. Terlalu kecil, dan terlalu naif kalau hanya memikirkan Solo, yang dikhawatirkan apa?" kata Teguh saat ditemui awak media di Kota Solo, Rabu (11/9/2024).

Baca Juga

Teguh menuding, aksi Gibran ikut mendampingi pasangan Respati-Astrid menemui warga bisa membuat masyarakat Kota Solo terbelah. Sekretaris DPC PDIP Kota Solo tersebut mendorong Gibran yang akan dilantik pada 20 Oktober 2024 sebagai wakil presiden, untuk fokus mengurusi tugasnya ke depan saja. Bukan malah ikut mengurusi Kota Solo.

"Justru nanti masyarakat Solo terbelah. Kecuali kalau belum mendapatkan apa-apa, sudah jadi wakil presiden tinggal nanti menunggu waktu ditetapkan. Sudahlah ngurusi yang sudah dipersiapkan," kata Teguh.

Mantan wakil wali kota Solo tersebut merasa heran, mengapa Gibran sampai ikut turun blusukan bersama pasangan yang menjadi lawannya pada Pilwalkot Solo tersebut. "Jangan dibuat masyarakat itu resah gara gara yang tidak ada kompetennya di Solo ya gak usah. Orang yang harusnya menempatkan diri sebagai tahu budaya bahwa Solo menjunjung harus ditunjukkan tokoh yang menjaga budaya itu sendiri," kata Teguh.

Selain Gibran, Teguh juga mengkritisi langkah Mangkunegoro X yang juga ikut mengendorse pasangan Respati-Astrid. Dia menilai, Gusti Bhre harus berdiri di atas semua kelompok karena telah menyatakan mundur dari kontestasi Pilwalkot Solo 2024.

"Sebagai Pengageng Puro Mangkunegaran, yang sudah menyatakan mundur, dan masyarakat menghargai mestinya berdiri di atas kaki semua golongan, semua kelompok yang akan menjadikan pilkada ini pesta yang benar-benar ada kegembiraan, tidak memunculkan sesuatu yang nanti berimplikasi pada masyarakat yang terbelah," ucap Teguh.

Dia yang berpasangan dengan cawalkot Bambang Nugroho ingin Gusti Bhre tidak memihak. "Artinya kalau orang yang bisa berdiri tegak sebagai panutan, mestinya berdiri di semua golongan," kata Teguh melanjutkan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement