Kamis 12 Sep 2024 16:50 WIB

Wapres RI: Ekonomi Syariah Bagian Penting Perkuat Ketahanan Ekonomi Nasional

Keuangan syariah mampu tetap tumbuh dan mendukung ketahanan ekonomi nasional.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Wakil Presiden Maruf Amin.
Foto: Republika/Prayogi
Wakil Presiden Maruf Amin.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, ekonomi dan keuangan syariah mengalami perkembangan cukup pesat dalam lima tahun terakhir. Dia menyebut, di tengah ketidakpastian ekonomi global, ekonomi dan keuangan syariah nasional mampu tetap tumbuh dan mendukung ketahanan ekonomi nasional. 

"Ekonomi syariah menjadi bagian penting dalam strategi memperkuat ketahanan ekonomi nasional dan menciptakan kemandirian bangsa yang juga selaras dengan upaya pengembangan ekonomi digital, ekonomi hijau, dan ekonomi biru," kata Ma'ruf ketika menghadiri "Seminar Nasional: Membaca Ekonomi dan Keuangan Syariah pada Pemerintahan Baru Indonesia" yang digelar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro (Undip), Rabu (11/9/2024). 

Baca Juga

Ma'ruf mengungkapkan, kontribusi aktivitas usaha syariah terhadap PDB nasional pada Desember 2023 mencapai hampir 47 persen. "Bahkan pangsa pasar keuangan syariah saat ini telah mencapai 11,04 persen terhadap total aset keuangan nasional," ucapnya. 

Sementara terkait sektor dana sosial syariah, Ma'ruf melihat potensi besar wakaf uang yang telah terakumulasi sebesar Rp 2,56 triliun. Bahkan zakat, infak, sedekah, dan dana keagamaan sosial lainnya mencapai Rp 32,3 triliun. 

"Di tengah ketidakpastian ekonomi global, ekonomi dan keuangan syariah nasional terbukti mampu tetap tumbuh dan mendukung ketahanan ekonomi nasional. Capaian ini menunjukkan bahwa ekonomi dan keuangan syariah dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman, berkontribusi pada perekonokian nasional, dan berpotensi besar di pasar global serta mampu menjadi arus baru dalam perekonomian Indonesia," ucap Ma'ruf. 

Ma'ruf berpendapat, masih banyak tantangan yang harus dihadapi Indonesia untuk merwujudkan cita-cita besar menjadi pusat industri halal dunia. "Memajukan eksistensi industri halal dunia, industri dari sektor hulu sampai ke hilir, memerlukan upaya lebih agar tidak hanya meningkatkan produktivitas domestik, tapi juga memenuhi kebutuhan pasar global," katanya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement