REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN - Kehadiran video assistant referee (VAR) pada cabang olahraga pencak silat turut membantu kelancaran pertandingan pada PON XXI Aceh-Sumatra Utara yang telah berlangsung sejak 9-13 September 2024. Ketua Panitia Cabang Pencak Silat PON XXI Aceh-Sumut Dahliana mengatakan, kehadiran VAR turut membantu dewan juri dalam mengambil keputusan jika ditemukan keragu-raguan dalam proses penilaian.
"VAR responsnya sangat positif tidak ada keragu-raguan pelatih pada saat mungkin juri memberi penilaian atau keputusan," ujar Dahliana di Medan, Jumat (13/9/2024).
Penggunaan VAR yang ditampilkan secara transparan kepada publik menjadi yang pertama dalam sejarah penyelenggaraan PON. VAR ini sebetulnya memang telah diterapkan pada PON XX Papua, namun saat itu hanya dewan juri saja yang bisa melihat.
Kali ini, baik dewan juri, wasit, pemain, pelatih, bahkan publik bisa langsung melihat tayangan ulang secara detail ketika ditemukan adanya keragu-raguan. Pelanggaran dan poin bisa langsung terlihat dan bisa diterima oleh semua pihak.
Ia pun bersyukur dalam lima hari penyelenggaraan tidak ada protes yang berlebihan dari atlet maupun pelatih. Hasil dari semua pertandingan bisa diterima oleh semua orang.
"Wasit yang memimpin ragu-ragu langsung bisa minta ditampilkan VAR supaya wasit tidak salah memberikan keputusan. Dan itu dilihat oleh seluruh penonton," kata dia.
Hal senada juga diungkapkan atlet pencak silat asal Kalimantan Timur, Iqbal Chandra Pratama. Iqbal mengatakan, kehadiran VAR membuat penilaian tidak lagi abu-abu semuanya bisa berjalan secara objektif.
Di samping itu, VAR di dunia pencak silat semakin menegaskan bahwa olahraga keindahan dan ketangkasan itu semakin berkembang demi masuk dalam cabang yang dipertandingkan di olimpiade.
"Membuktikan bahwa pencak silat semakin modern dan berkembang. Kita tidak abu-abu lagi tentang pelanggaran dan poin. Semua orang harus menerima karena jelas-jelas ada VAR," kata dia.
Jawa Barat menjadi juara umum cabang olahraga pencak silat PON Aceh-Sumatra Utara 2024 setelah mengumpulkan lima medali emas, lima perak, dan tiga perunggu.
Sumatra Utara menduduki urutan kedua dengan tiga emas, tiga perak, dan empat perunggu, sedangkan Jawa Tengah menempati posisi ketiga dengan tiga emas, satu perak, dan empat perunggu.