Kamis 19 Sep 2024 00:45 WIB

Terungkap, Dokter ARL Setor Total Iuran Rp225 Juta Selama Jadi Mahasiswi PPDS Undip

"Bukti rekening koran sudah kami sampaikan ke penyidik," kata ibunda ARL.

Suasana Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (15/8/2024).
Foto: Republika/Kamran Dikarma
Suasana Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (15/8/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kuasa hukum keluarga almarhumah ARL, mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anastesi Undip Semarang, Misyal Achmad, menyebutkan besaran iuran yang disetor almarhumah selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi tersebut tercatat mencapai Rp225 juta. Dokter ARL diketahui meninggal diduga bunuh diri akibat praktik bullying selama mengikuti PPDS Undip.

"Yang sudah kami sampaikan ke penyidik, tetapi tidak tahu berapa saja besaran penggunaannya," kata Misyal di Semarang, Rabu (18/9/2024).

Baca Juga

Sementara itu, Nuzmatun Malina, ibu almarhumah ARL, mengaku mentransfer uang kepada putrinya yang dipergunakan untuk iuran mahasiswa PPDS tersebut. "Bukti rekening koran sudah kami sampaikan ke penyidik," katanya.

Nuzmatun mengaku mentransfer uang untuk iuran tersebut sejak semester pertama. Ia mengatakan uang yang ditransfer tersebut bervariasi nilainya serta dilakukan tiap bulan.

Bahkan, kata dia, almarhumah masih membayar iuran sebelum meninggal dunia untuk keperluan para mahasiswa angkatannya. "Yang besar-besar di semester pertama. Di semester berikutnya juga masih, tetapi tidak besar," katanya.

Nuzmatun pun memberikan pesan untuk Undip Semarang agar membantunya mencari keadilan atas kematian puterinya. "Tolong bantu saya mencari keadilan," kata Nusmatun.

Menurut dia, putrinya sudah meninggal dunia saat menjalani pendidikan di PPDS Undip. Kemudian, juga disusul oleh suaminya yang meninggal dunia beberapa hari setelah kepergian ARL.

Padahal, kata dia, anaknya hanya ingin bersekolah dan mencari ilmu. "Tapi apa yang didapat. Tidak hanya anak saya yang pergi, suami saya juga," katanya.

Nusmatun mengungkapkan keluhan yang disampaikan almarhumah selama menempuh pendidikan. Keluhan itu juga telah disampaikan kepada Kaprodi PPDS Undip, namun tidak ada tanggapan. Oleh karena itu, ia mengharapkan keadilan atas kematian putrinya saat menempuh pendidikan tersebut.

 

photo
Bullying di Program Pendidikan Dokter Spesialis - (Infografis Republika)

 

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement