Ahad 22 Sep 2024 14:30 WIB

PLN Gandeng PGE Bentuk Konsorsium Kembangkan Pembangkit Listrik Panas Bumi

Indonesia memiliki potensi geotermal diperkirakan mencapai 40 persen potensi dunia.

Red: Gita Amanda
Penandatanganan Consortium Agreement antara PLN Indonesia Power dengan Pertamina Geothermal Energy terkait pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulubelu Binary Unit 30 MW dan PLTP Lahendong Binary Unit 15 MW yang dilakukan oleh Plh. Direktur Utama PLN Indonesia Power (Direktur Pengembangan Bisnis dan Niaga), Bernadus Sudarmanta (kedua dari kanan) dan Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy, Julfi Hadi (kedua dari kiri), serta disaksikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia (tengah), Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo (kanan), dan Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati (kiri).
Foto: PLN
Penandatanganan Consortium Agreement antara PLN Indonesia Power dengan Pertamina Geothermal Energy terkait pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulubelu Binary Unit 30 MW dan PLTP Lahendong Binary Unit 15 MW yang dilakukan oleh Plh. Direktur Utama PLN Indonesia Power (Direktur Pengembangan Bisnis dan Niaga), Bernadus Sudarmanta (kedua dari kanan) dan Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy, Julfi Hadi (kedua dari kiri), serta disaksikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia (tengah), Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo (kanan), dan Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PLN (Persero) melalui PT PLN Indonesia Power (PLN IP) dan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) menandatangani Consortium Agreement pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong Binary Unit (15 MW) dan PLTP Ulubelu Binary Unit (30 MW) dalam Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) Ke-10 di Jakarta pada Rabu (18/9/2024). Kolaborasi ini merupakan salah satu upaya PLN Group dalam memaksimalkan potensi energi baru terbarukan untuk mencapai target Net Zero Emissions (NZE) pada 2060 atau lebih cepat.

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo mengatakan, dengan potensi energi panas bumi yang melimpah, pengembangan panas bumi masih belum optimal. Meski demikian, pemanfaatan energi panas bumi dinilai krusial dalam mendukung komitmen Pemerintah Indonesia dalam transisi energi.

Baca Juga

"Indonesia memiliki potensi geotermal yang diperkirakan mencapai 40 persen dari potensi dunia. Namun, saat ini hanya 11 persen yang termanfaatkan. Kita harus segera membenahi proses perizinan yang memakan waktu hingga enam tahun agar investor dapat berkontribusi lebih cepat dalam menyediakan tambahan listrik hijau," kata Presiden Joko Widodo.

Presiden Joko Widodo menjelaskan, saat ini PLN dan pihak-pihak lain telah terlibat aktif dalam pengembangan energi panas bumi. Ia berharap ke depannya semakin banyak potensi panas bumi yang bisa dioptimalkan sekaligus untuk menjawab tantangan trilema energi.