Sabtu 16 Aug 2025 11:00 WIB
Liputan Khusus 80 Tahun Indonesia

Mewujudkan Kemandirian Pangan dari Pesantren

Sistem penanaman diatur mengikuti kebutuhan pasar dan fokus pada komoditas l.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Sejumlah santri beraktivitas di greenhouse hidroponik Pondok Pesantren Amanah Cendekia Depok
Foto: Havid Al Visky / Republika
Sejumlah santri beraktivitas di greenhouse hidroponik Pondok Pesantren Amanah Cendekia Depok

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK --  Di lahan seluas satu setengah hektare di pinggiran Kota Depok, aroma tanah basah bercampur wangi sayuran segar memenuhi udara. Barisan talang hidroponik berjajar rapi di bawah greenhouse, memantulkan cahaya pagi yang menembus plastik bening di atapnya. 

Di tengah hamparan hijau itu, tampak pekerja sibuk merawat berbagai jenis sayuran hidroponik. Dari sinilah, sayur-sayuran segar itu akan menempuh perjalanan menuju supermarket atau pun layanan belanja online.

Baca Juga

Pemandangan ini bukan sekadar aktivitas bercocok tanam biasa. Di baliknya, tersimpan gagasan besar yang dirintis Pengasuh Pondok Pesantren Cendekia Amanah, KH Cholil Nafis. Kiai asal Madura ini menjadikan pesantrennya sebagai pusat kedaulatan pangan yang mandiri, produktif, dan bermanfaat bagi umat.

Pesantren Cendekia Amanah mulai dirintis Kiai Cholil sejak 2017 lalu. Awalnya, kegiatan mengaji di sini bersifat nonformal untuk warga sekitar. Dalam perkembangannya, santri pun mulai banyak yang tertarik untuk menimba ilmu di pesantren ini. 

Pada 2019, Kiai Cholil pun mencoba pertanian hidroponik dan kemudian mendapat bantuan dari Menteri Pertanian, Amran Sulaiman. Namun, saat itu hanya pertanian terbuka, belum ada greenhouse. 

"Saat itu kami diberi bantuan Rp 200 jutaan. Belum ada greenhouse-nya, hanya pertanian biasa 2019. Akhir bulan November sudah bisa dilakukan, tapi di alam terbuka," ujar Kiai Cholil dalam wawancara khusus bersama tim Republika.co.id, Rabu (30/7/2025).

photo
Tomat di greenhouse hidroponik Pesantren Amanah Cendekia Depok yang siap dipetik. - (Havid Al Visky / Republika)

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اِذْ اَنْتُمْ بِالْعُدْوَةِ الدُّنْيَا وَهُمْ بِالْعُدْوَةِ الْقُصْوٰى وَالرَّكْبُ اَسْفَلَ مِنْكُمْۗ وَلَوْ تَوَاعَدْتُّمْ لَاخْتَلَفْتُمْ فِى الْمِيْعٰدِۙ وَلٰكِنْ لِّيَقْضِيَ اللّٰهُ اَمْرًا كَانَ مَفْعُوْلًا ەۙ لِّيَهْلِكَ مَنْ هَلَكَ عَنْۢ بَيِّنَةٍ وَّيَحْيٰى مَنْ حَيَّ عَنْۢ بَيِّنَةٍۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَسَمِيْعٌ عَلِيْمٌۙ
(Yaitu) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada lebih rendah dari kamu. Sekiranya kamu mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), niscaya kamu berbeda pendapat dalam menentukan (hari pertempuran itu), tetapi Allah berkehendak melaksanakan suatu urusan yang harus dilaksanakan, yaitu agar orang yang binasa itu binasa dengan bukti yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidup dengan bukti yang nyata. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

(QS. Al-Anfal ayat 42)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement