REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Wakil kepala Hizbullah Naim Qassem mengatakan kelompoknya berada dalam fase baru dalam pertempurannya melawan Israel. Hizbullah telah melancarkan serangan dari seberang perbatasan Lebanon sejak perang Gaza meletus.
"Kami telah memasuki fase baru, yaitu perhitungan terbuka" dengan Israel, kata Qassem pada upacara pemakaman seorang komandan senior Hizbullah yang gugur dalam serangan Israel pada Jumat, dilansir di Al Araby, Ahad (22/9/2024).
"Ancaman tidak akan menghentikan kami. Kami siap menghadapi semua kemungkinan militer," katanya.
Komentarnya merupakan komentar pertama dari seorang pejabat senior kelompok tersebut sejak serangan di pinggiran selatan Beirut menewaskan Ibrahim Aqil, kepala Pasukan Radwan elite Hizbullah.
Setidaknya 15 anggota Hizbullah gugur dalam serangan itu. Kementerian kesehatan Lebanon menyebutkan jumlah korban gugur mencapai 45 orang termasuk warga sipil. Pertahanan sipil Lebanon pada Ahad malam mengatakan jumlah korban gugur telah meningkat menjadi 51.
Qassem mengatakan serangan Hizbullah terhadap fasilitas produksi militer Israel dan pangkalan udara di dekat Haifa, Israel utara, pada Ahad merupakan bagian dari "perhitungan terbuka" yang baru.
Ia mengulangi bahwa hanya gencatan senjata di Gaza yang akan menghentikan serangan lintas batas kelompoknya, dengan memperingatkan bahwa "solusi militer Israel meningkatkan dilema bagi Israel dan penduduk di wilayah utara" negara tersebut.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa mengumumkan perluasan tujuan perang negara tersebut untuk mencakup pemulangan penduduk Israel utara yang mengungsi akibat pertempuran.
Hizbullah telah saling tembak lintas batas hampir setiap hari dengan pasukan Israel untuk mendukung Gaza sejak dimulainya perang di sana pada 7 Oktober.
Kekerasan telah meningkat secara dramatis dalam beberapa hari terakhir, dan Israel dan Hizbullah saling tembak selama akhir pekan, yang menimbulkan kekhawatiran akan perang habis-habisan.