REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon gubernur (cagub) Jakarta Ridwan Kamil mengungkapkan keinginannya untuk membangun kampus di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat. Pembangunan kampus itu diklaim dapat meningkatkan kunjungan wisatawan di kawasan tersebut.
Mantan gubernur Jawa Barat (Jabar) itu menilai, saat ini kawasan Kota Tua belum dikelola secara maksimal. Padahal, kawasan itu dinilai memiliki potensi untuk dikembangkan dari sisi pariwisata maupun ekonomi.
"Tadi saya ngobrol dengan para pemandu pariwisata ternyata ada asosiasinya, masih belum ramai lah kira-kira begitu dan masih banyak kendala-kendala yang sifatnya sosial ya," kata dia di kawasan Kota Tua, Selasa (24/9/2024).
Ia mencontohkan, saat ini pedagang yang berada di kawasan itu masih belum dikelola secara teratur. Selain itu, banyak keluhan dari masyarakat terkait tarif parkir yang mahal di kawasan Kota Tua. Tak hanya itu, sejumlah bangunan di kawasan itu juga masih ada yang belum dimanfaatkan.
RK mengatakan, pihaknya akan berupaya untuk membuat kawasan Kota Tua kembali ramai. Menurut dia, apabila pengunjung ramai, aktivitas di kawasan Kota Tua dinilai akan lebih hidup.
"Gimana cara menyuntikkan populasi tiga kali lipat adalah pakai teori memasukan institusi pendidikan. Seperti Karawaci ada UPH jadi ramai, ada Binus jadi ramai," kata dia.
Karena itu, ia memiliki keinginan untuk membuat kampus di kawasan Kota Tua. Namun, kampus yang dibangun harus disesuaikan dengan kebutuhan yang ada di kawasan itu. Artinya, kampus yang dibangun harus memiliki keterkaitan dengan ekonomi kreatif.
"Mungkin kampus musik, kampus film, kampus kuliner, kampus digital," kata dia.
Cagub Jakarta nomor urut 1 itu menilai ada beberapa lahan kosong yang dapat dimanfaatkan menjadi kampus di kawasan Kota Tua. Lahan kosong yang ada itu tak hanya dapat dimanfaatkan menjadi kampus, melainkan juga hunian.
"Sehingga orang tinggalnya di sini, ngampusnya di sini, ngafenya di sini, di tengah jalan sini, di alun-alun dan sebagainya," kata RK.
Ia mengatakan, pihaknya masih akan berkoordinasi lebih lanjut dengan pihak terkait untuk merealisasikan keinginannya itu. Pasalnya, mayoritas aset yang ada di kawasan Kota Tua adalah milik BUMN.
"Tentu siapapun pemiliknya silakan saja, tapi visi misi kotanya harus satu frekuensi. Itu harapannya dalam lima tahun harapannya kawasan ini hidup seperti kota-kota Eropa, lebih nyaman, pohonnya kita banyakin juga untuk ngurangin polusi dan keteduhan, insya Allah menjadi tempat teristimewa dalam pembangunan Jakarta ke depan," ujar dia.