Rabu 25 Sep 2024 05:40 WIB

Zulhas Usul ke Prabowo: Dubes untuk Timur Tengah Nanti dari Kadin

Perdagangan kita di Timur Tengah itu sepertiganya Thailand dan Vietnam, kecil sekali.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Erik Purnama Putra
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menghadiri acara peringatan HUT ke-56 Kadin Indonesia Menara Kadin, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (24/9/2024).
Foto: Dok Republika
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menghadiri acara peringatan HUT ke-56 Kadin Indonesia Menara Kadin, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (24/9/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) mendorong figur dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menjadi duta besar (dubes) di negara Timur Tengah. Zulhas mengaku, telah menyampaikan usulannya langsung kepada Presiden Terpilih Prabowo Subianto.

"Perdagangan kita di Timur Tengah itu sepertiganya Thailand dan Vietnam, kecil sekali, padahal Timur Tengah itu pasar yang sangat sangat potensial dan atraktif sekali," ujar Zulhas dalam silaturahim dengan Kadin Provinsi dan Asosiasi sekaligus perayaan HUT Ke-56 Kadin Indonesia di Menara Kadin, Jakarta Selatan, Selasa (24/9/2024).

Baca Juga

Zulhas menyampaikan, sekarang ini, banyak negara berlomba-lomba memasuki pasar Timur Tengah, mencakup Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Qatar, Bahrain, hingga Oman. Sementara Indonesia relatif tertinggal lantaran hanya fokus pada urusan haji dan umrah serta domestic worker jika berurusan dengan Timur Tengah.

"Makanya saya usul ke Pak Prabowo, itu di Arab, dubes kiai bagus, tapi besok-besok dari Kadin saya bilang. Biar ngomongnya dagang dan bisnis, enggak domestic worker terus. Pengusaha ketemu pengusaha, kiainya jadi wakil (dubes)," ucap ketua umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut.

Zulhas menyebut, langkah itu akan menjadi terobosan baru dalam memperluas akses pasar Indonesia di kancah global. Dia menilai, Indonesia jangan terlalu bergantung kepada pasar tradisional, seperti Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

Zulhas menyampaikan, pasar baru, seperti Afrika dan Timur Tengah dapat menjadi peluang besar dalam meningkatkan perdagangan Indonesia di kancah internasional. Dia menambahkan, banyak konglomerat dari Cina dan negara Eropa yang mulai ekspansi ke Timur Tengah.

"Kadin jangan hanya lihat AS atau Eropa. Afrika itu besar, Cina sudah masuk di sana. Timur Tengah apalagi, banyak konglomerat dari Barat dan Cina datang ke sana," kata Zulhas.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement