Kamis 26 Sep 2024 09:46 WIB

Lebih Berat dari Tujuh Lapis Langit dan Bumi

Rasulullah SAW mengungkapkan perkara yang lebih berat dari langit dan bumi.

Kalimat tauhid Laa ilaaha illa Allah.
Foto: dok wiki
Kalimat tauhid Laa ilaaha illa Allah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam Al Ghazali dalam kitabnya, Ihya Ulumuddin, menyampaikan sesuatu yang sangat dahsyat karena berbobot melebihi tujuh lapis langit atau tujuh lapis bumi. Sosok berjulukan Hujjatul Islam itu sedang merujuk pada maksud dari sebuah hadis Nabi Muhammad SAW.

Rasulullah SAW pernah berpesan kepada Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, "Wahai Abu Hurairah, sesungguhnya tiap-tiap amal kebaikan yang kalian kerjakan akan ditimbang kelak di hari kebangkitan (hari kiamat), kecuali kalimat Laa ilaaha illa Allah. Ini tidak akan ikut ditimbang."

Baca Juga

"Sebab, jika (kalimat Laa ilaaha illa Allah) diletakkan di salah satu bagian pada timbangan sebelah (kiri), di mana tujuh petala (lapis) langit maupun tujuh petala bumi diletakkan pada posisi timbangan yang sebelah kanan, niscaya posisi timbangan kalimat Laa ilaaha illa Allah masih jauh lebih berat" (HR Imam An-Nasa'i dalam kitab Amalul Yaum Wal Lailah).

Rasulullah SAW juga pernah bersabda, "Seandainya seseorang melakukan dosa seluas langit, maka setelah mengucapkan kalimat Laa ilaaha illa Allah, Allah akan mengampuninya" (HR Imam At-Tirmidzi).

Nabi Muhammad SAW juga pernah berpesan, "Wahai Abu Hurairah, ucapkanlah Laa ilaaha illa Allah bagi orang yang akan meninggal dunia, niscaya dosa-dosanya akan diampuni oleh Allah SWT."

Abu Hurairah bertanya, "Ya Rasulullah, jika itu merupakan pahala bagi orang yang meninggal dunia, lalu bagaimana pahala bagi orang yang masih hidup dan mengucapkannya?"

Rasulullah pun menjawab, "Akan lebih menghapuskan lagi dan lebih menghapuskan dosa" (HR Abu Manshur ad-Dailami dalam Musnadul Firdaus).

Dengan banyak-banyak mengucapkan tahlil, sesungguhnya kita sedang berusaha terus mengingat Allah. Kebiasaan ini dapat melatih diri untuk selalu bersangka baik kepada-Nya.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda tentang sebuah hadis qudsi. Allah berfirman, "Aku tergantung persangkaan hamba kepadaKu. Aku bersamanya kalau dia mengingat-Ku. Kalau dia mengingatku pada dirinya, maka Aku mengingatnya pada diriKu. Kalau dia mengingatKu di keramaian, maka Aku akan mengingatnya di keramaian yang lebih baik dari mereka. Kalau dia mendekat sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Kalau dia mendekat kepada diri-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Kalau dia mendatangi-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendatanginya dengan berlari."

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement