Sabtu 28 Sep 2024 23:17 WIB

Di Hadapan DK PBB, PM Palestina: Israel Negara Durhaka

Palestina merdeka menjadi satu-satunya kunci yang dapat membuka masa depan damai.

Sidang Dewan Keamanan PBB
Foto: VOA
Sidang Dewan Keamanan PBB

REPUBLIKA.CO.ID, HAMILTON -- Perdana Menteri Palestina Mohammad Mustafa pada Jumat (27/9/2024) menggambarkan Israel sebagai negara durhaka. Dia mengatakan Israel harus dimintai pertanggungjawaban atas kejahatan yang mereka lakukan di Gaza.

"Mereka telah menyerang kota-kota di Tepi Barat. Mereka menyerang warga Palestina yang tidak bersenjata, dan kini kita melihat mereka menembaki warga Lebanon," kata Mustafa pada sidang Dewan Keamanan PBB yang membahas situasi di Palestina.

Baca Juga

"Mereka melanggar kedaulatan Lebanon, yang secara terang-terangan melanggar Piagam PBB dan hukum internasional," katanya.

"Israel bertindak sebagai negara jahat sebab mereka yakin berada di atas hukum dan berhak atas hal-hal yang tidak berhak dimiliki negara lain," kata PM.

Ia menambahkan Israel terus melancarkan agresi sehingga mendorong seluruh wilayah menuju perang terbuka. Menurutnya, Israel berencana menyingkirkan rakyat Palestina dan merampas tanah mereka.

"Kita membutuhkan sebuah skema internasional dengan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengubah fakta di lapangan," ujarnya.

Menurut PM, diperlukan langkah-langkah konkret dari pihak internasional terkait solusi dua-negara beserta implementasinya dalam kerangka batas wilayah 1967.

"Palestina yang merdeka menjadi satu-satunya kunci yang dapat membuka masa depan yang damai bagi kawasan kita dan mengeluarkan potensi yang dimilikinya," kata Mustafa.

Dia menekankan bahwa masa depan yang berbeda bagi Palestina bisa terwujud melalui keputusan yang ditetapkan masing-masing negara anggota PBB. Mustafa juga menyerukan penghentian impunitas dan pendudukan Israel yang menurutnya akan membuka jalan bagi perdamaian dan keamanan bersama.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement