REPUBLIKA.CO.ID, KATHMANDU -- Pemerintah Nepal mengatakan setidaknya 66 orang tewas dalam banjir dan longsor yang dipicu hujan deras. Cuaca ekstrem ini juga menutup akses jalan-jalan besar dan mengganggu lalu lintas penerbangan domestik.
Pejabat Kementerian Dalam Negeri Nepal Kumar Tamang mengatakan total korban jiwa dalam terus bertambah. Ia mencatat sejak Jumat (27/9/2024) pagi 69 orang dilaporkan hilang dan 60 orang terluka.
Sebagian besar korban jiwa dilaporkan di lembah Kathmandu yang dihuni sekitar 4 juta orang dan ibukota Nepal. Sementara banjir mengakibatkan kemacetan lalu lintas dan menghentikan berbagai aktivitas.
Tim penyelamat menggunakan helikopter dan perahu karet untuk membantu warga yang terjebak di atap rumah mereka atau dataran tinggi. Pada Jumat kemarin curah hujan di Kathmandu dilaporkan mencapai 322,2 millimeter atau 12,68 inci.
Pihak berwenang setempat mengatakan sebagian besar sungai besar di negara Himalaya itu meluap dan merendam jalan-jalan dan jembatan-jembatan. Hujan deras ini terjadi setelah tertundanya hujan monsun di negara Asia Selatan selama satu pekan.
Juru bicara kepolisian Dan Bahadur Karki mengatakan polisi bekerja membersihkan puing-puing dan membuka jalanan setelah longsor menutup jalan raya di 28 tempat. Pejabat badan prakiraan cuaca di Kathmandu Nepal Binu Maharjan mengatakan kemungkinan hujan tidak akan reda sampai Ahad (29/9/2024).
Ia mengatakan sistem cuaca tekanan rendah di sebagian India menyebabkan musim hujan berlangsung lebih lama. "Hujan deras kemungkinan akan terjadi sampai Minggu dan cuaca kemungkinan akan cerah setelah itu," kata Maharjan, Sabtu (28/9/2024).
Ia menambahkan sebagian besar daerah timur dan tengah menerima hujan moderat sampai ekstrem, dengan curah hujan mulai dari 50 mm atau 2 inci hingga lebih dari 200 mm atau 8 inci. Di wilayah lain, tambahnya, curah hujan moderat.
Juru bicara bandara Kathmandu Rinji Sherpa mengatakan penerbangan internasional tetap beroperasi. Tapi banyak penerbangan domestik yang terganggu.
Salah seorang pejabat mengatakan debit air Sungai Koshi di tenggara Nepal yang menyebabkan banjir mematikan di Negara Bagian Bihar di India, di atas tingkat bahaya 450 ribu cusec jauh di atas normalnya 150 ribu cusec. Cusec merupakan singkatan dari cubic feet per second.
Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi meter kubik per detik. Istilah ini merupakan satuan ukuran untuk mengukur debit air, atau lebih spesifiknya, volume air yang mengalir melewati suatu titik tertentu dalam satu detik.
Salah satu pejabat setempat Ram Chandra Tiwari mengatakan ketinggian air di sungai itu masih terus naik. Setiap tahun ratusan orang tewas di musim penghujan karena longsor dan banjir bandang di Nepal.
Pihak berwenang mengatakan 254 orang tewas dan 65 lain hilang dalam longsor, banjir dan sambaran petir sejak pertengahan Juni lalu ketika musim penghujan tahunan dimulai.