Rabu 02 Oct 2024 19:15 WIB

Wisudawan Terbaik UBHARA JAYA Bongkar Diskrepansi Regulasi Kelautan

Capt Marcellus Hakeng Jayawibawa wisudawan terbaik UBHARA JAYA

Capt Marcellus Hakeng Jayawibawa wisudawan terbaik UBHARA JAYA
Foto: Harian Republika
Capt Marcellus Hakeng Jayawibawa wisudawan terbaik UBHARA JAYA

REPUBLIKA.CO.ID,  BEKASI- Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (UBHARA JAYA) melaksanakan Dies Natalis Ke-29 dan Wisuda Sarjana serta Magister Semester Genap tahun akademik 2023/2024 bagi 1.055 lulusan dari berbagai fakultas dan jenjang pendidikan.

Momentum ini menegaskan peran UBHARA JAYA sebagai salah satu institusi pendidikan unggulan dalam mencetak lulusan berkompeten di Indonesia, termasuk salah satu lulusan terbaiknya, Dr (Honoris Causa) Capt Marcellus Hakeng Jayawibawa, S SiT, MH, M Mar, yang dinobatkan sebagai Wisudawan Terbaik dari Fakultas Hukum Program Studi Magister Ilmu Hukum.

Baca Juga

Dengan pencapaian akademik luar biasa seperti kelulusan dengan IPK 3,96, serta produktivitas tinggi dengan menghasilkan empat jurnal nasional dan internasional serta menulis sembilan buku dalam kurun waktu 1,5 tahun, Captain Hakeng menjadi bukti nyata kualitas pendidikan di UBHARA JAYA.

Prestasi ini juga menegaskan pentingnya peran lembaga pendidikan dalam mencetak sumber daya manusia yang berdaya saing dan profesional, terutama di bidang hukum yang semakin dinamis.

Melalui riset dan kajiannya, Dr Capt Marcellus menyoroti ketidaksesuaian antara Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2023 dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan, terutama pada Pasal 56 yang berfokus pada perlindungan lingkungan laut.

Kajiannya dituangkan dalam tesis berjudul, “Tinjauan Yuridis terhadap Pengelolaan Sumber Daya Laut dalam PP No. 26 Tahun 2023 Berdasarkan Perlindungan Kelestarian Kelautan."

Menurut Captain Hakeng, PP Nomor 26 Tahun 2023 cenderung lebih memprioritaskan keuntungan ekonomi melalui eksploitasi sumber daya laut, khususnya pasir laut.

“Kebijakan ini bertentangan dengan semangat Undang-Undang Kelautan yang menempatkan pelestarian ekosistem laut sebagai prioritas utama,” jelas Captain Hakeng. Ia menambahkan bahwa diskrepansi ini menciptakan tantangan serius dalam harmonisasi regulasi di Indonesia.

Eksploitasi pasir laut yang diatur dalam PP tersebut, menurut Captain Hakeng, berpotensi merusak ekosistem laut yang menjadi habitat bagi berbagai spesies, termasuk ikan.

Aktivitas ini tidak hanya mengancam dasar laut, tetapi juga mengganggu proses reproduksi ikan dan rantai makanan, yang pada akhirnya dapat berdampak negatif pada sektor perikanan.

“Meskipun secara ekonomi ekspor pasir laut terlihat menguntungkan, dampak lingkungan yang ditimbulkan jauh lebih besar dan dapat mempengaruhi kehidupan nelayan serta keberlanjutan sumber daya laut,” tegasnya.

Lebih jauh, Captain Hakeng menilai bahwa dilema antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan merupakan tantangan umum yang dihadapi banyak negara berkembang, termasuk Indonesia.

Kebijakan yang hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi jangka pendek berisiko mengorbankan keberlanjutan ekosistem yang vital bagi generasi mendatang.

Sebagai negara maritim terbesar di dunia, Indonesia memegang tanggung jawab besar dalam menjaga kelestarian ekosistem laut.

Menurut Captain Hakeng, kebijakan seperti ekspor pasir laut, jika tidak diatur dengan bijaksana, bisa merusak reputasi internasional Indonesia dalam upaya pelestarian lingkungan.

“Oleh karena itu, integrasi antara perspektif ekonomi dan lingkungan dalam kebijakan publik sangat penting, tidak hanya untuk kepentingan nasional tetapi juga untuk menunjukkan komitmen global Indonesia sebagai penjaga ekosistem laut,” tambahnya.

Di bawah kepemimpinan Rektor Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Irjen Pol (Purn) Prof Dr Drs Bambang Karsono, S H, M M, PhD, DCrim (Honoris Causa), UBHARA JAYA berperan aktif dalam melahirkan pemimpin-pemimpin yang mampu memberikan solusi berbasis ilmu pengetahuan.

Captain Marcellus Hakeng Jayawibawa adalah contoh nyata bagaimana lulusan UBHARA JAYA tidak hanya unggul secara akademis tetapi juga memiliki kepekaan terhadap isu-isu sosial dan lingkungan yang kompleks.

Rektor Bambang Karsono terus mendorong kolaborasi antar-disiplin dan kemitraan strategis, menjadikan UBHARA JAYA sebagai pusat inovasi kebijakan yang relevan dan berkelanjutan.

BACA JUGA: Tuak, Beer, Hingga Wine Kembali Peroleh Sertifikat Halal, MUI: Kami tak Bertanggung Jawab

Dengan dukungan Yayasan Brata Bhakti, UBHARA JAYA terus berkomitmen untuk mencetak lulusan yang siap menghadapi tantangan global, seperti yang ditunjukkan oleh kontribusi luar biasa dari DR Capt Marcellus Hakeng Jayawibawa, S SiT, MH, MMar.

UBHARA JAYA bukan sekadar institusi pendidikan, tetapi juga pusat pemikiran kritis yang berperan penting dalam menciptakan kebijakan publik yang berkeadilan dan berkelanjutan.

Tantangan besar yang dihadapi Indonesia dalam menyeimbangkan kepentingan ekonomi dan kelestarian lingkungan memerlukan solusi berbasis ilmu pengetahuan, dan di sinilah peran penting akademisi dan lembaga pendidikan seperti UBHARA JAYA dalam menjawab kebutuhan tersebut. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement