REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon gubernur (cagub) M Ridwan Kamil mewacanakan untuk bisa kembali menghadirkan sarana transportasi air (waterway) bagi warga DKI Jakarta. Kang Emil mengatakan, transportasi air melalui aliran sungai, pernah ada di Jakarta pada 2007, sebagai moda transportasi alternatif nondarat.
Tetapi sarana tersebut tak lagi ada pascakepemimpinan Sutiyoso sebagai gubernur DKI Jakarta periode 1997-2027. Menurut Emil, kehadiran waterway akan membuat sarana transportasi umum di Jakarta semakin beragam.
"Kita lagi melakukan survei tentang realistis tidaknya. Dan ketika itu realistis, memungknkan, transportasi sungai ini akan kita realisasikan," kata Kang Emil saat menemui warga di Padepokan Ciliwung, Jakarta Timur (Jaktim), Kamis (3/10/2024).
Menurut Kang Emil, kota-kota besar di dunia menjadikan waterway bukan cuma sebagai sarana untuk mobilitas publik, melainkan juga sebagai sarana rekreasi. Menurut dia, semua ide dan gagasan untuk arah kemajuan dan kebaikan bagi warga Jakarta, akan diupayakan untuk direalisasikan.
"Dan transportasi air ini, bukan hal baru. Ini bisa menjadi alternatif transportasi. Kita akan lihat, kalau memungkinkan, kita akan realisasikan. Karena konsep Rido (Ridwan Kamil-Suswono), adalah DKI, yaitu desentralisasi, kolaborasi, dan inovasi," kata Emil.
Termasuk, kata Emil, dalam wacana menghadirkan kembali waterway tersebut.
Perwakilan warga dari Forum Daerah Aliran Sungai (DAS), Muhammad Reza mengatakan, warga Jakarta pastinya bakal mendukung Kang Emil untuk bisa menghadirkan kembali waterway jika berhasil menjadi gubernur Jakarta.
Reza menjelaskan, transportasi air di Jakarta sebetulnya bisa juga menjadi bagian dari solusi mengatasi kemacetan di jalur darat Jakarta. "Kami sangat setuju dengan rencana pembangunan waterway ini," kata Reza.
Transportasi air di Jakarta, sambung dia, juga punya kemanfaatan yang lebih ramah lingkungan ketimbang transportasi darat. Sekaligus, kata Reza, mengembalikan waterway tersebut, bisa menormalisasikan aliran sungai di Jakarta. "Sebenarnya, kali-kali besar yang mengaliri Jakarta, seperti Kalimalang, Ciliwung, Cisadane bisa dimanfaatkan untuk memobilisasi orang banyak untuk bepergian ke Jakarta," kata Reza.
Tetapi, mewujudkan waterway tersebut, kata dia, sulit terlaksana melihat aliran-aliran sungai di Jakarta yang saat ini dipenuhi dengan sampah. "Karena itu, penting untuk mewujudkan waterway ini, dengan mengembalikan kelestarian lingkungan sungai," ujar Reza.
Waterway memang sempat ada di Jakarta pada era gubernur Sutiyoso. Pada Juni 2007 silam, Gubernur Sutiyoso menjadikan waterway sebagai program yang diintegrasikan ke dalam sistem transportasi makro Jakarta. Tetapi program waterway tersebut, sudah tak lagi ada setelah Sutiyoso pensiun. Dan keberadaan waterway pun tak lagi terurus.