Senin 28 Jul 2025 10:34 WIB

Profesor Ini Ungkap Mengapa Israel Larang Cokelat dan Gula Masuk Gaza: Agar tak Lupakan Derita

Di sisi lain, Israel membiarkan rokok dan tembakau masuk ke Gaza.

Prof dr Basuki Supartono SPOT
Foto: Dok BSMI
Prof dr Basuki Supartono SPOT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Hidup di daerah terblokade membuat warga Gaza tidak bisa mengonsumsi bahan pangan yang diinginkan, khususnya cokelat dan gula. Kalaupun ada, warga Gaza hanya bisa mendapatkan bahan pangan dan kudapan tersebut dengan harga yang sungguh mahal. 

Di Gaza, satu kilogram gula dihargai 100 dolar AS atau berkisar Rp 1,6 juta. Prof dr Basuki Supartono SpOT, ketua tim EMT ke-2 Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI)-Rahma World Wide, mengungkapkan, tentara Israel memang melarang cokelat dan gula untuk masuk ke Gaza. Petugas di perbatasan akan mengeluarkan barang-barang tersebut manakala mendapatinya ketika pemeriksaan. 

Baca Juga

"Betapa mahalnya sugar dan cokelat itu ada maksudnya.  Penjajah tidak ingin warga Gaza melupakan kepedihan itu dengan gula dan cokelat,"ujar Basuki saat diwawancara Republika di Jakarta, pekan lalu. 

Basuki mengungkapkan, gula dan cokelat bisa membuat rasa menyenangkan bagi orang yang mengonsumsinya. Artinya, ujar dia, bisa melupakan kepedihan.“Jadi si penjajah itu ingin mereka menderita sederita-deritanya,"jelas Basuki yang bertugas di Gaza pada periode April-Mei 2025 lalu. 

Di sisi lain, Ketua Majelis Pertimbangan Anggota (MPA) BSMI ini mengatakan, penjajah membiarkan rokok dan tembakau yang merupakan bahan adiksi untuk masuk ke Gaza. Bahkan, beberapa waktu lalu, truk bantuan yang disponsori Amerika Serikat dan Israel juga kedapatan disusupi oleh narkoba. 

Menurut Basuki, situasi serupa sudah terjadi di Damaskus dimana narkoba sudah beredar. "Karena itu, NGO Rahma akan mengundang BSMI membawa tim ahli untuk merehabilitasi narkoba di Damskus. Sepertinya akan berulang lagi di Gaza,"kata Basuki. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement