Selasa 08 Oct 2024 22:42 WIB

Kisah Maryam, Asuhan Sang Paman, dan Anak Panah yang Tertahan Aliran Sungai

Maryam diasuh sama sang paman, Nabi Zakariya

Rep: Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Alquran. Maryam diasuh sama sang paman, Nabi Zakariya
Foto: pxhere
Ilustrasi Alquran. Maryam diasuh sama sang paman, Nabi Zakariya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Maryam merupakan salah satu wanita yang mulia dalam Islam. Dia dilahirkan dari pasangan Imran dan Hana binti Faqudz. Lalu, kemudian Maryam diasuh oleh pamannya, Nabi Zakariya.

Lalu bagaimana kisah Maryam hingga diasuh oleh Nabi Zakariya? Hal ini telah diceritakan dalam surat Ali Imran ayat 37, di mana Allah SWT berfirman:

Baca Juga

فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُوْلٍ حَسَنٍ وَّاَنْۢبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنًاۖ وَّكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا ۗ كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا الْمِحْرَابَۙ وَجَدَ عِنْدَهَا رِزْقًا ۚ قَالَ يٰمَرْيَمُ اَنّٰى لَكِ هٰذَا ۗ قَالَتْ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يَرْزُقُ مَنْ يَّشَاۤءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Artinya: "Dia (Allah) menerimanya (Maryam) dengan penerimaan yang baik, membesarkannya dengan pertumbuhan yang baik, dan menyerahkan pemeliharaannya kepada Zakaria. Setiap kali Zakaria masuk menemui di mihrabnya, dia mendapati makanan di sisinya. Dia berkata, “Wahai Maryam, dari mana ini engkau peroleh?” Dia (Maryam) menjawab, “Itu dari Allah.” Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan." (QS Ali Imran [3]:37).

Dalam Tafsir Tahlili Alquran Kemenag dijelaskan bahwa Allah SWT menerima Maryam sebagai nazar disebabkan permohonan ibunya. Allah SWT meridainya untuk menjadi orang yang semata-mata beribadah dan barkhidmat di Baitulmakdis walaupun Maryam masih kecil dan hanya seorang perempuan.

Padahal, orang yang dikhususkan untuk berkhidmat di Baitulmakdis biasanya laki-laki yang akil balig dan sanggup melaksanakan pengkhidmatan.

Allah SWT juga memelihara dan mendidik Maryam serta membesarkannya dengan sebaik-baiknya.

Pendidikan yang diberikan Allah SWT kepada Maryam, meliputi pendidikan rohani dan jasmani. Maka dia menjadi orang yang berbadan sehat dan kuat serta berbudi baik, bersih rohani dan jasmaninya.

Allah SWT kemudian menjadikan Nabi Zakariya sebagai pengasuh dan pelindungnya. Diriwayatkan bahwa ibunya menjemput dan membawanya ke masjid, lalu meletakkannya di depan rahib-rahib yang ada di sana. Dia berkata, “Ambillah olehmu anak yang kunazarkan ini.”

Maka mereka saling memperebutkan bayi itu, karena dia adalah putri dari pemimpin mereka. Masing-masing ingin menjadi pengasuhnya. Nabi Zakaria kemudian berkata, “Aku lebih berhak mengasuhnya, karena bibinya adalah istriku.”

BACA JUGA: Sadis, Jasad Puluhan Ribu Syuhada Menguap Jadi Pertikel tak Kasat Mata Akibat Bom Israel

Tetapi mereka menolak kecuali jika ditentukan dengan undian. Maka pergilah mereka ke sungai Yordan, melepaskan anak panah mereka masing-masing ke sungai, dengan maksud siapa yang anak panahnya dapat bertahan terhadap arus air sungai dan dapat cepat naik, maka dialah yang berhak mengasuh bayi Maryam.

Ternyata kemudian anak panah Nabi Zakariyalah yang dapat bertahan dan timbul meluncur di permukaan air, sedang anak panah yang lainnya hanyut tenggelam dibawa arus. Maka dalam undian itu, Nabi Zakariya yang menang dan Maryam segera diserahkan kepadanya untuk dipelihara dan dididik di bawah asuhan bibinya sendiri.

Manakala Maryam sudah mulai dewasa, dia telah mulai beribadah di mihrab. Tiap kali Nabi Zakariya masuk ke dalam mihrab, ia dapati di sana makanan dan bermacam buah-buahan yang tidak ada pada waktu itu karena belum datang musimnya.

Nabi Zakariya pernah menanyakan kepada Maryam tentang buah-buahan itu dari mana dia peroleh padahal saat itu musim kemarau. Maka Maryam menjawab, “Makanan itu dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa perhitungan.”

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement