Selasa 08 Oct 2024 06:39 WIB

Di Balik Penamaan Surat Maryam, Kisah Rasulullah SAW dan Apa Kata Ibnu Abbas?

Surat Maryam mempunyai sejumlah keutamaan

Alquran (ilustrasi). Surat Maryam mempunyai sejumlah keutamaan
Foto: ANTARA
Alquran (ilustrasi). Surat Maryam mempunyai sejumlah keutamaan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Surat Maryam mempunyai sejumlah sisi yang menarik untuk dikaji. Salah satunya adalah dari sisi penamaan surat yang tergolong Makkiyah, turun di Makkah ini.

Thahir bin Asyur dalam kitabnya, at-Tahrir wa at-Tanwir menjelaskan nama surat ini dalam Alquran, kitab-kitab tafsir dan sebagian besar kitab-kitab Sunnah adalah Surat Maryam.

Baca Juga

Nama ini diriwayatkan dari Nabi SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Thabarani, al-Dailami, Ibnu Mandah, Abu Naim, dan Abu Ahmad al-Hakim.

عن أبي بكر بن عبد الله بن أبي مريم الغساني عن أبيه عن جده أبي مريم قال : أتيت النبي صلى الله عليه وسلم فقلت : يا رسول الله إنه ولدت لي الليلة جارية ، فقال : والليلة أنزلت علي سورة مريم فسمها مريم

Abu Bakar bin Abdullah bin Abi Mariam al-Ghassani meriwayatkan dari ayahnya, dari kakeknya, Abu Maryam, ia berkata, “Aku datang kepada Nabi SAW dan berkata, 'Wahai Rasulullah, seorang anak perempuan telah lahir untukku malam ini." Rasulullah SAW menjawab, "Dan malam ini pula surat Maryam diturunkan kepadaku." Lalu Rasulullah SAW memberikan anak perempuannya nama Maryam, sejak itulah terkenal dengan sebutan Abu Maryam, padahal nama aslinya adalah Nadzir, sahabat dari golongan Anshar.

Ibnu Abbas menamainya Surat Kaaf Haa Yaa Aiin Shaad. Penamaan yang sama terdapat dalam Shahih al-Bukhari , dan dalam kitab tafsir di sebagian besar salinan yang paling otentik.

Jalaluddin as-Suyuthi dalam al-Itqan tidak memasukkannya ke dalam surat-surat yang dinamai dengan dua nama, mungkin karena ia tidak melihat nama yang kedua sebagai sebuah nama.

Surat ini adalah surat Makkah menurut mayoritas ulama. Dan dari Muqatil: Ayat al-Sajdah adalah ayat Madaniyah. Pernyataan ini tidak benar karena ayat ini berkaitan dengan ayat-ayat sebelumnya, kecuali jika ayat ini disandarkan pada konteks turunnya, maka ini tidak masuk akal.

 

photo
INFO GRAFIS Fakta Unik tentang Alquran - (Republika )

Al-Suyuthi menyebutkan dalam al-Itqan bahwa ayat tersebut adalah Madani, namun ia tidak menisbatkannya kepada siapa pun.

Surat ini merupakan surat ke empat puluh empat dalam urutan wahyu, diturunkan setelah Surat Fatir dan sebelum Surat Taha. Turunnya surat Taha sebelum keislaman Umar bin Khattab, sebagaimana diambil dari kisah keislamannya, sehingga surat ini turun pada tahun keempat dakwah, meskipun surat ini turun di Makkah.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement