REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah produksi Sinemaku Pictures mempersembahkan film terbaru berjudul Bolehkah Sekali Saja Kumenangis yang disutradarai Reka Wijaya. Membawa misi awareness akan kesehatan mental, film ini tidak hanya berhasil membawa penonton menghadapi emosi dan luka batinnya, namun juga menunjukkan bagaimana cara sembuh dari trauma.
Bolehkah Sekali Saja Kumenangis mengikuti kisah Tari (diperankan Prilly Latuconsina), yang setelah kakaknya meninggalkan rumah, harus berjuang sendirian untuk menyelamatkan Ibunya (Dominique Sanda) dari ayahnya (Surya Saputra) yang abusive. Tari yang sejak kecil menyimpan banyak sekali trauma, sudah tidak mampu menahan beban ini. Ditemani Baskara (Dikta Wicaksono), seorang pria temperamental yang juga bergabung di support group yang sama, Tari berusaha melewati trauma yang ia punya.
Melalui kisah Tari, perempuan yang terbebani oleh trauma masa kecil dan masih ada hingga ia dewasa, film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis juga menyoroti pentingnya mengakui dan mengungkapkan perasaan sebagai langkah awal menuju penyembuhan.
Produser Bolehkah Sekali Saja Kumenangis Umay Shahab mengatakan, bahwa ide cerita film ini didapat dari sebuah support group. Alih-alih mengglorifikasi kesedihan, Umay ingin film ini menjadi platform penguat bagi individu yang masih harus berjuang dengan segala lapisan emosi mereka.
"Kami ingin film ini menjadi teman bagi siapa saja yang sedang berjuang dengan emosi mereka. Kami berharap penonton bisa menemukan kekuatan dalam diri mereka sendiri setelah menonton film ini," kata Produser Bolehkah Sekali Saja Kumenangis Umay Shahab, dalam konferensi pers di XXI Plaza Indonesia, Jakarta, Kamis (10/10/2024).
Film ini memperlihatkan suasana yang berat dan penuh tekanan. Tari, karakter utama, hidup dalam lingkungan yang penuh dengan ketegangan dan ketidakharmonisan. Penonton akan merasakan kegelisahan dan kesedihan yang mendalam saat menyaksikan perjuangan Tari untuk bertahan di tengah situasi yang sulit.
Namun, seiring berjalannya film, penonton akan mulai merasakan perubahan dalam diri Tari. Dia mulai belajar untuk mengungkapkan perasaannya, mencari dukungan dari orang-orang terdekatnya, dan berusaha untuk sembuh dari trauma masa lalunya. Perjalanan emosional ini akan membuat penonton terbawa dan ikut merasakan perjuangan Tari.
Salah satu momen yang paling kuat dalam film ini adalah ketika Tari akhirnya menangis. Adegan ini sangat emosional dan mampu membuat penonton ikut menangis. Menangis adalah bentuk pelepasan emosi yang sehat, dan film ini mengajak penonton untuk tidak takut untuk menangis dan mengungkapkan perasaan mereka.
"Kami ingin film ini menjadi ruang yang aman bagi penonton untuk merasakan berbagai emosi. Melalui cerita Tari, kami ingin menunjukkan bahwa setiap orang berhak untuk sembuh luka hatinya dan bahagia," kata sutradara Bolehkah Sekali Saja Kumenangis Reka Wijaya.
Film ini juga dibintangi oleh Widi Mulia (sebagai Nina), konselor di support group, Ummi Quary (Ica), Kristo Immanuel (Agoy), Gracia JKT48 (Sarah), dan Antonio Blanco (Dimas). Ide cerita film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis dikembangkan oleh Umay Shahab, Prilly Latuconsina, dan Junisya Aurelita. Sementara skenario ditulis oleh Junisya Aurelita.
Bolehkah Sekali Saja Kumenangis juga telah menjadi gerakan lewat kehadiran event sebelumnya, Bolehkah Sekali Saja Kita Menangis yang mengajak ribuan orang untuk mengolah rasa bersama, difasilitasi oleh konselor profesional. Selain itu, eksperimen sosial yang menghadirkan para pemeran film untuk membagikan perasaan-perasaan terpendam mereka selama ini dan belum pernah terungkap sebelumnya. Eksperimen tersebut, secara mengejutkan juga menjadi wadah bagi para warganet untuk saling mencurahkan emosi yang mereka alami. Film ini akan dirilis di bioskop Tanah Air mulai dari 17 Oktober 2024.