REPUBLIKA.CO.ID, TALLAHASSEE -- Badai Milton sudah bergerak ke Samudera Atlantik. Tetapi, Negara Bagian Florida, Amerika Serikat (AS) masih berada dalam ancaman banjir sungai setelah hujan lebat hingga 457 mm mengguyur wilayah tersebut.
Pihak berwenang sedang menunggu puncak ketinggian air sungai. Namun Wali Kota Tampa Jane Castor mengatakan hingga Kamis (10/10/2024) pagi, level air tercatat masih setara atau lebih rendah dari saat Badai Helene melanda dua pekan lalu.
Kepala Badan Manajemen Darurat Federal (FEMA) Deanne Criswell yang berada di Tallahassee mengatakan sejauh ini kerusakan paling parah dari Badai Milton disebabkan tornado. "Perintah evakuasi telah menyelamatkan nyawa," tambahnya, Jumat (11/10/2024).
Ia mencatat lebih dari 90.000 penduduk mengungsi ke tempat penampungan. Salah satu warga Fort Myers, di pantai barat daya Florida, Connor Ferin melihat puing-puing rumahnya yang hancur setelah diterjang tornado. Atap rumahnya hilang, dan air hujan serta puing-puing memenuhi seluruh rumahnya.
"Semuanya terjadi begitu cepat, jendela-jendela ini langsung pecah, saya langsung menggendong dua anjing saya dan berlari ke bawah tempat tidur. Semuanya terjadi mungkin hanya dalam satu menit," kata Ferin.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menunda perjalanan luar negerinya untuk memantau situasi Milton. Ia mengatakan ia yakin Kongres AS harus kembali menggelar sidang untuk membahas kebutuhan dana bantuan bencana setelah badai.
Biden mengatakan bahwa ia berbicara dengan Ketua House of Representative Mike Johnson terkait jadwal Kongres. Anggota House dan Senat dijadwalkan kembali ke Washington setelah pemilu 5 November.
Badai Milton menghantam pantai barat Florida pada Rabu malam sebagai badai Kategori 3 di skala Saffir-Simpson, dengan kecepatan angin maksimum 120 mph (205 kph). Meskipun masih berbahaya, Milton telah melemah dari Kategori 5 yang sangat mematikan saat melintasi Teluk Meksiko menuju Florida.
Operator kapal feri di Pinellas County, Florida, Ken Wood (58 tahun), meninggalkan rumahnya di Dunedin bersama kucingnya, setelah sebelumnya membuat kesalahan "mengerikan" dengan bertahan di rumahnya saat Badai Helene menerjang dua pekan lalu.
Kali ini, mereka mematuhi perintah evakuasi dan bergerak ke utara, tetapi hanya berhasil mencapai sebuah hotel sekitar satu jam perjalanan sebelum Wood memutuskan bahwa jalanan tidak lagi aman.
Ia mengkhawatirkan rumahnya, namun masih menunggu kepastian jalanan aman sebelum kembali. Helene menghancurkan sekitar sepertiga dari lingkungan tempat tinggalnya, dan jalanan masih dipenuhi puing-puing yang dapat menjadi proyektil berbahaya jika tertiup angin.