REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang menganggap alis sebagai bingkai wajah, tetapi apakah Anda termasuk orang yang menyadari bahwa alis perlahan "menghilang" seiring berjalannya usia? Apalagi jika Anda sering menggunakan pensil alis, maka bisa jadi alis semakin menipis.
Alasannya bisa berupa kombinasi usia, genetika, gaya hidup, bahkan mungkin beberapa kondisi kesehatan yang mengkhawatirkan. Apakah Anda khawatir penipisan alis yang dialami normal atau sesuatu yang perlu ditanggapi lebih serius? Simak penjelasan dari para ahli berikut ini.
Alasan alis menipis
Seorang dokter kulit dr Claire Wolinsky mengatakan penurunan kadar hormon (baik untuk pria maupun wanita) sering kali menjadi alasan alis menipis. "Seiring bertambahnya usia, testosteron dan estrogen menurun, yang berdampak pada siklus pertumbuhan rambut dan folikel rambut itu sendiri. Folikel rambut menipis, dan beberapa berhenti berproduksi sama sekali," kata dia dikutip dari laman Huffington Post pada Rabu (16/10/2024).
Penata rias Natalie Dresher menyebut beberapa kebiasaan gaya hidup mungkin juga berkontribusi terhadap masalah penipisan alis. "Menyumbat folikel rambut alis dengan produk-produk seperti SPF dan pelembap juga membantu mempercepat proses penipisan," ujarnya.
Penyebab lainnya mungkin adalah seberapa banyak waktu yang Anda habiskan untuk mencabut alis selama bertahun-tahun. "Saya sering mendengar, 'Saya mencabut alis sejak lama ketika saya masih muda' dan itu merupakan faktor yang sangat besar," kata penata rias Denika Bedrossian.
Penata rias Tarryn Feldman mengatakan penipisan alis dapat dimulai sejak usia 30-an atau 40-an, tetapi cenderung menjadi lebih terlihat pada usia 50-an dan seterusnya. “Usia yang tepat dapat sangat bervariasi tergantung pada faktor genetik, kesehatan secara keseluruhan, dan gaya hidup,” ujarnya.
Sebaliknya, hormon androgen justru dapat membuat alis Anda tampak lebih tebal. Meskipun penipisan alis merupakan masalah bagi banyak orang, beberapa orang memiliki masalah yang sebaliknya seiring bertambahnya usia.
"Kita semua tahu kakek-kakek yang alisnya semakin tebal setiap tahun, seperti Eugene Levy atau Martin Scorsese. Pada beberapa orang, terutama pria yang lebih tua, beberapa folikel rambut mungkin menjadi lebih sensitif terhadap hormon, termasuk androgen," kata doktr kulit Trisha Khanna.
Hal itu dapat menyebabkan alis, bulu hidung, dan bulu telinga yang lebih tebal. Hormon androgen adalah hormon yang berkontribusi terhadap karakteristik seks pria, kesehatan reproduksi, dan perkembangan tubuh.
Pengamatan lain tentang alis yang lebat datang dari dr Abrahem Kazemi. Mneurut dia, terkadang pria yang lebih tua mungkin tidak pernah merapikan, mencabut, menjepit, atau mencukur alis mereka. "Karena itu alis mereka menjadi tebal dan panjang,” kata dia.
Setiap kali tubuh Anda mengalami perubahan mendadak, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter. Alis yang menipis dengan cepat tidak terkecuali.
Seorang dokter kulit dan profesor klinis di departemen dermatologi Universitas Loma Linda dr Janiene Luke mengatakan penting untuk memeriksakan alis yang menipis atau gejala lainnya ke dokter kulit untuk mendapatkan diagnosis yang pasti. Dokter kulit dan ahli bedah Mohs dr Michelle Henry mengatakan jika alis Anda menipis secara drastis, mungkin ada penyakit yang mendasarinya.
"Salah satu alasan utamanya adalah hipotiroidisme, suatu kondisi di mana kelenjar tiroid tidak menghasilkan cukup hormon tiroid," ujarnya.
Serum penumbuh alis merupakan produk yang populer saat ini, tetapi ada efek samping yang terdokumentasi dari bahan-bahan seperti bimatoprost yang berkaitan erat dengan kelompok hormon prostaglandin. Efek sampingnya dapat meliputi kemerahan, mata gatal, perubahan warna kelopak mata, kelopak mata turun, dan banyak lagi.
Jika Anda ingin mencoba serum penumbuh alis, beli dengan cermat untuk memilih produk yang tepat untuk jenis kulit Anda, dan pastikan untuk mengikuti petunjuknya. Penata alis Joey Healy menyarankan beberapa kiat berbelanja serum. "Hindari serum yang mengandung hormon, yang dapat menimbulkan beberapa efek samping aneh seperti iritasi, mata kering atau bengkak, lingkaran hitam di bawah mata, dan penggelapan kelopak mata,” katanya.
Anda juga disarankan menghindari hormon-hormon yang umumnya tercantum sebagai prostaglandin. Sebaliknya, gunakan serum yang mengandung peptida.