Senin 21 Oct 2024 13:24 WIB

Pidato Prabowo Sentimen Positif, Pengamat Prediksi Kurs Rupiah Bakal Bergerak ke 15.000

Pengamat memprediksi, pergerakan rupiah bakal terus menguat.

Rep: Eva Rianti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato dalam sidang paripurna MPR.
Foto: Republika/Prayogi
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato dalam sidang paripurna MPR.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pidato Presiden RI Prabowo Subianto pada momen pelantikan di Kompleks MPR/DPR RI pada Ahad (20/10/2024) menjadi sentimen positif pada pasar dan membuat nilai tukar rupiah mengalami penguatan. Pengamat memprediksi, pergerakan rupiah bakal terus menguat dan menyentuh angka Rp 15.000 per dolar AS.

Baca Juga

"Kemungkinan besar dalam pekan depan rupiah akan kembali menguat, bisa saja dalam bulan Oktober ini akan menuju di Rp 15.000 per dolar AS," kata Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam keterangan suara, dikutip Senin (21/10/2024).

Mengutip Bloomberg, pada perdagangan hari ini, Senin (21/10) sekira pukul 11.42 WIB, rupiah mengalami penguatan 4,50 poin atau 0,03 persen menuju level Rp 15.476,5 per dolar AS.

Ibrahim menjelaskan bahwa penguatan rupiah terjadi karena efek menariknya pidato pelantikan yang disampaikan oleh Prabowo. Terutama yang berkaitan dengan sikap Prabowo untuk memberi atensi pada masyarakat bawah.

"Yang menarik adalah pidato pertama Prabowo sebagai presiden yang begitu panjang tanpa teks yang memfokuskan pada kondisi perekonomian. Kita tahu bahwa lagi-lagi Prabowo mengatakan, walaupun kita melihat data ekonomi dalam negeri cukup bagus tetapi kita harus melihat secara nyata bagaimana kondisi masyarakat di bawah," terangnya.

Di samping itu, Prabowo juga mengungkapkan tentang kondisi ekonomi global saat ini yang penuh dengan ketidakpastian. Apalagi dalam masa 100 hari kerja yang tidak menentu akibat tensi geopolitik di Timur Tengah dan perlambatan ekonomi di China.

Hal menarik yang disampaikan oleh Prabowo adalah upaya untuk mengalokasikan biodesel untuk pengganti bahan minyak. Indonesia diketahui hingga saat ini mengimpor minyak mentah hingga 1 juta barrel per hari (bph), yang mana adanya perubahan-perubahan difersifikasi dengan minyak CPO, singkong, dan lain-lain bertujuan mengurangi beban impor bahan bakar minyak. Di sisi lain pula, eksplorasi untuk minyak dan gas juga dilakukan untuk menanggulangi kekurangan-kekurangan yang ada.

"Karena ke depan dalam kondisi global yang tidak menentu, perang dimana-mana, Indonesia harus bisa memenuhi kebutuhan sendiri swasembada pangan dan sumber daya alam," ujarnya.

"Pidato ini kemungkinan besar membuat potensi positif bagi pasar karena kita melihat bahwa apa yang diucapkan dalam pidato Presiden Prabowo cukup menarik. Kemungkinan besar pasar lebih tertarik lagi ke depannya terhadap perekonomian di Indonesia," lanjutnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement