REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibnu al-Atsir dalam kitab Asad al-Ghabah fi Marifat al-Shahabah menerangkan bahwa para ulama berbeda pendapat mengenai tingkatan para sahabat Nabi Muhammad SAW. Tetapi pembagian yang popular yaitu pembagian menurut al-Imam Abu Abdillah al-Hakim al-Naysaburi dalam kitabnya, Marifat Ulum al-Hadits.
Imam Abu Abdillah al-Hakim al-Naysaburi membagi tingkatan sahabat Nabi ke dalam 12 tingkatan.
Pertama, para sahabat yang masuk Islam di Makkah, seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman, Ali, dan beberapa yang lain.
Kedua, jamaah Darunnadwah. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa setelah Umar bin Khattab bersyahadat, ia pergi bersama Rasulullah SAW ke Darunnadwah. Di sana Umar dibaiat oleh beberapa orang Makkah, termasuk Said bin Zaid dan Saad bin Abu Waqqash.
Ketiga, para sahabat yang berhijrah ke Abisinia, termasuk di antaranya Jafar bin Abu Thalib. Hijrah ke Abisinia juga dikenal dengan istilah Hijrah Pertama, adalah sebuah peristiwa di awal kemunculan Islam ketika para pengikut Nabi Muhammad SAW terpaksa mengungsi ke wilayah Abisinia untuk menghindar dari penindasan kaum Quraisy di Mekkah.
Keempat, para sahabat yang membaiat Nabi Muhammad SAW di Aqabah, seperti Ubadah bin al-Shamit.
Kelima, para sahabat yang ikut Baiat Aqabah Kedua, yang sebagian besar dari kalangan Anshar.
Keenam, golongan Muhajirin pertama, yang masuk Islam kerika Rasulullah SAW tiba di Quba dalam perjalanan dari Makkah ke Madinah. Di tempat itu mereka mendirikan masjid bersama Rasulullah SAW yang disebut Masjid Quba. Termasuk dalam pringkatan ini adalah Amir bin Rabiah.
Ketujuh, para sahabat yang ikut dalam Perang Badar. Dikutip dari buku Nafahat Athirah Fi Sirah Shahabath Rasulillah SAW (Ensiklopedia Biografi Sahabat Nabi) karya Muhammad Raji Hasan Kinas.
Kedelapan, para sahabat yang memeluk Islam dan kemudian berhijrah ke Madinah pada periode antara Perang Badar dan Perjanjian Hudaibiyah, seperti al-Mughirah bin Syu‘bah.
Kesembilan, para sahabat yang ikut Baiat Ridwan, seperti Salamah bin al-Akwa dan Ibnu Umar. Kemuliaan mereka disebutkan dalam Alquran:
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
۞ لَقَدْ رَضِيَ اللّٰهُ عَنِ الْمُؤْمِنِيْنَ اِذْ يُبَايِعُوْنَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِيْ قُلُوْبِهِمْ فَاَنْزَلَ السَّكِيْنَةَ عَلَيْهِمْ وَاَثَابَهُمْ فَتْحًا قَرِيْبًاۙ
Sungguh, Allah benar-benar telah meridhoi orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu (Nabi Muhammad) di bawah sebuah pohon. Dia mengetahui apa yang ada dalam hati mereka, lalu Dia menganugerahkan ketenangan kepada mereka dan memberi balasan berupa kemenangan yang dekat (QS Al-Fath Ayat 18)
Kesepuluh, para sahabat yang memeluk Islam dan kemudian hijrah ke Madinah pada periode antara Perjanjian Hudaibiyah dan Futuh Makkah, termasuk di antaranya Khalid bin Walid dan Amr bin al-Ash.
Kesebelas, para sahabat yang masuk Islam saat Futuh Makkah, termasuk di antaranya Abu Sufyan Shakhr bin Harb.
Keduabelas, anak-anak yang melihat atau bertemu dengan Rasulullah SAW saat peristiwa Futuh Makkah, dan sepulangnya dari haji Wada, termasuk di antaranya al-Sa'ib bin Mazid dan Abu
Thufail Amir bin Watsilah.