REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menegaskan kepada Israel tentang pentingnya memulihkan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Hal itu disampaikan Blinken dalam pertemuan dengan Presiden Israel Isaac Herzog di Tel Aviv pada Selasa, menurut juru bicara Departemen Luar Negeri (Deplu) AS Matthew Miller dalam sebuah pernyataan.
Menurut Miller, Blinken juga menegaskan kembali pentingnya mengakhiri perang dengan cara-cara yang menjamin pembebasan sandera dan menciptakan kondisi bagi stabilitas kawasan yang lebih luas. Pembicaraan antara Blinken dan Herzog juga menyinggung upaya meredakan ketegangan di Timur Tengah. Blinken mengulangi lagi komitmen AS terhadap keamanan Israel, kata Miller.
"Mereka mendiskusikan upaya-upaya yang mendorong penyelesaian diplomatik di garis demarkasi Blue Line (antara Israel dan Lebanon) yang akan membuat warga sipil di kedua sisi perbatasan bisa kembali ke rumah mereka," kata Miller.
Kunjungan Blinken ke Timur Tengah dilakukan di tengah agresi militer Israel di Gaza, yang telah berlangsung sejak 7 Oktober 2023, ketika Hamas, kelompok perlawanan Palestina, melancarkan serangan ke Israel.
Agresi Israel itu telah membuat lebih dari 42.700 orang di Gaza wafat. Sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, dan melukai hampir 100.300 orang lainnya, menurut otoritas kesehatan setempat.
Lawatan Blinken di kawasan itu—kunjungannya yang ke-11 sejak konflik meletus—dilakukan setelah Yahya Sinwar gugur dalam serangan Israel. Para pejabat AS mengatakan kematian pemimpin Hamas itu menjadi peluang bagi tercapainya gencatan senjata dan berakhirnya perang.
Sebelum pertemuan pada Selasa itu, Blinken juga bertemu dengan PM Israel Benjamin Neyanyahu. Dalam pertemuan tersebut, Blinken menekankan perlunya Israel mengambil langkah-langkah tambahan untuk meningkatkan dan menjaga pasokan bantuan ke Gaza serta memastikan agar bantuan itu sampai ke tangan warga sipil di wilayah kantong Palestina itu, menurut pernyataan Deplu AS.
Namun, pernyataan dari pemerintah Israel tentang pertemuan tersebut tidak menyebut soal bantuan kemanusiaan. Pernyataan itu malah menekankan perundingan tentang pengelolaan Gaza setelah perang. "Kedua pihak mendiskusikan isu kerangka pemerintahan di Gaza sehari setelah perang," tulis pernyataan itu.