Sabtu 26 Oct 2024 07:47 WIB

PBB Serukan Pemimpin Dunia Mobilisasi Kekuatan Akhiri Genosida Gaza

Tenaga kesehatan terpaksa melakukan operasi tanpa anestesi.

Warga Palestina berduka saat membawa jenazah kerabatnya yang tewas dalam pemboman Israel di Jalur Gaza di sebuah rumah sakit di Deir el-Balah, Ahad, 20 Oktober 2024.
Foto: AP Photo/Abdel Kareem Hana
Warga Palestina berduka saat membawa jenazah kerabatnya yang tewas dalam pemboman Israel di Jalur Gaza di sebuah rumah sakit di Deir el-Balah, Ahad, 20 Oktober 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Pelapor Khusus PBB untuk kesehatan, Tlaleng Mofokeng, pada Jumat (25/10) mendesak para pemimpin dunia untuk menggunakan pengaruh mereka guna menghentikan genosida di Gaza.

"Kami hanya butuh semua pemimpin dunia untuk mengerahkan kekuatan ekonomi, politik, dan diplomatik yang mereka miliki agar genosida ini segera berakhir," kata Mofokeng kepada wartawan dalam konferensi pers di New York.

Baca Juga

Mofokeng menekankan bahwa hak atas kesehatan telah menjadi "tak tertahankan" di tengah kekerasan tanpa henti oleh Israel. Dia menjelaskan bahwa tenaga kesehatan kini "kelelahan, dilecehkan, terbunuh, dan dihalangi untuk melaksanakan tugas mereka sebagai penanggap pertama."

Mofokeng menggambarkan kondisi mengerikan di wilayah Palestina yang diduduki, di mana para profesional kesehatan harus bekerja. Banyak di antara mereka yang terpaksa melakukan operasi tanpa anestesi atau obat-obatan penting.

“Kita semua menjadi saksi serangan terhadap praktik kedokteran itu sendiri,” katanya, sekaligus memperkenalkan istilah baru, "medisida", untuk menggambarkan serangan sistematis yang luas oleh Israel terhadap tenaga kesehatan dan fasilitas medis.

Ia menyatakan bahwa "genosida ini menunjukkan betapa luar biasanya kerja dokter, tenaga kesehatan, dan pekerja perawatan lainnya dalam membela hak asasi manusia," dan memuji mereka sebagai "para pengambil sumpah yang menolak meninggalkan pasien dan tetap merawat mereka, meski menyadari risiko terhadap diri mereka sendiri."

Dalam komunikasi berkelanjutan dengan pejabat Israel, Mofokeng menyampaikan bahwa ia sedang berkoordinasi dengan para pakar PBB lainnya untuk menuntut akuntabilitas, penyelidikan, dan gencatan senjata segera.

"Kita telah membuka tingkatan baru yang tidak dapat kita batalkan," katanya memperingatkan, dengan menekankan pentingnya menghentikan impunitas.

Israel terus melancarkan serangan dahsyat di Gaza sejak serangan oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada bulan Oktober tahun lalu, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.

Lebih dari 42.800 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, telah tewas, dan lebih dari 100.500 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Serangan Israel telah menyebabkan hampir seluruh penduduk wilayah tersebut mengungsi di tengah blokade yang menyebabkan kekurangan parah akan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Israel menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement