REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM- Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump tidak akan membuang-buang waktu untuk mencoba menyingkirkan Benjamin Netanyahu, yang membutuhkan “perawatan yang tinggi”, meskipun mereka sebelumnya bersahabat, menurut seorang penulis Israel.
Dalam sebuah artikel opini di surat kabar Israel, Haaretz, penulis Eran Yashev percaya bahwa Trump memiliki kepentingan untuk menyingkirkan Netanyahu dari kekuasaan karena dia adalah seseorang yang membutuhkan perhatian, perawatan, dan dukungan terus menerus.
Yashev menyebut, pendapatnya bukanlah prediksi yang akurat melainkan analisis posisi Trump yang “tidak dapat diprediksi dan tidak dapat diterka-terka”, dengan mempertimbangkan pertimbangan-pertimbangan ekonomi sebagai hal yang utama.
Dikutip dari Aljazeera, Sabtu (9/11/2024), Yashev, seorang dosen ekonomi, mengatakan bahwa di mata orang Amerika, Netanyahu membutuhkan “perawatan yang tinggi” karena Israel telah menerima hampir 18 miliar dolar AS (setara dengan Rp 281 miliar lebih) dalam bentuk bantuan militer dari Amerika Serikat selama setahun terakhir.
Trump telah menyatakan keinginannya untuk tidak membelanjakan uang pembayar pajak Amerika Serikat untuk konflik-konflik luar negeri, baik di Ukraina maupun Israel, dan telah bertindak sesuai dengan itu yaitu mendukung kekacauan yang sedang berlangsung di Timur Tengah tidak ada dalam agendanya.
Yashev bertanya apakah Trump memiliki komitmen terhadap Netanyahu, dan dia menjawab “tidak.” Ia menganggap bahwa Trump membenci Netanyahu dan membenci hubungan Perdana Menteri Israel tersebut dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Sekarang dia bebas dari pertimbangan elektoral, janji-janji kampanyenya tidak banyak berarti, katanya.
Penulis Israel ini menambahkan pertanyaan baru bagaimana Trump dapat “menyingkirkan” Netanyahu. Menurut pendapatnya, hal ini dapat dilakukan dengan dua cara.
Pertama, dengan mengirimkan pesan kepada partai-partai Israel, terutama partai-partai garis keras, bahwa “karier Netanyahu telah berakhir” dan mereka kemungkinan besar akan mematuhinya dengan cepat, seperti yang dikatakannya.
Kedua, dengan memberikan tekanan finansial dan menggunakan pendekatan “carrot and stick” dengan Netanyahu, partai Likud dan apa yang disebutnya “pialang kekuasaan lainnya”, dan dalam skenario terbaik, dia akan menyingkirkannya dari kekuasaan dengan mudah.
Kantor Netanyahu mengatakan pada hari Rabu (6/11/2024) bahwa Perdana Menteri Israel berbicara dengan Trump untuk mengucapkan selamat atas kemenangannya dalam pemilu, dan menambahkan bahwa percakapan tersebut “hangat dan bersahabat” dan bahwa mereka mendiskusikan “ancaman Iran” dan perlunya bekerja sama untuk keamanan Israel.
Netanyahu menulis di Facebook: “Kembalinya Anda yang bersejarah ke Gedung Putih memberikan Amerika Serikat sebuah awal yang baru dan komitmen yang baru terhadap aliansi besar antara Israel dan Amerika Serikat.”
Sementara itu, Trump mengatakan bahwa pembicaraannya dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu “sangat baik”.