Rabu 13 Nov 2024 19:47 WIB

Populasinya di Gunung Ciremai Naik, Sarang Elang Jawa Bergeser Akibat Aktivitas Manusia

Dari 12 lokasi pengamatan, terpantau ada 40 elang jawa

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Burung Elang Jawa (Ilustrasi)
Foto: Kemenhut RI
Burung Elang Jawa (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA -- Populasi Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), meningkat. Namun, sejumlah sarangnya diketahui telah bergeser akibat aktivitas manusia.

Berdasarkan data Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC), peningkatan jumlah Elang Jawa itu didapat dari hasil kompilasi dan analisis data monitoring pada 2023. Dari 12 lokasi pengamatan, terpantau ada 40 individu yang teridentifikasi.

Baca Juga

Dari jumlah itu, sebanyak 27 ekor diketahui masuk kategori umur dewasa, 12 ekor remaja dan satu ekor individu anakan. Sedangkan untuk data pemantauan tahun 2024, hingga kini masih dalam analisis tim. 

Kepala Seksi Pengelolaan TNGC Wilayah II Majalengka, Jaja Suharja Senjaya mengatakan, meski meningkat, namun habitat Elang Jawa menghadapi tekanan aktivitas manusia. ‘’Kami menemukan ada beberapa sarang Elang Jawa yang bergeser akibat ulah manusia,’’ ujar Jaja, Rabu (13/11/2024).

Jaja mengatakan, pemantauan terhadap Elang Jawa selama ini dilaksanakan secara rutin. Hal itu untuk memastikan kelestarian satwa tersebut maupun keseimbangan ekosistem Gunung Ciremai.

Elang Jawa merupakan burung pemangsa endemic Pulau Jawa dan menjadi salah satu konsumen teratas dalam ekosistem Gunung Ciremai. Spesies itu juga cukup rentan terhadap perubahan lingkungan sehingga menjadi salah satu indikator kondisi lingkungan di sekitarnya.

Elang Jawa yang identik dengan lambang negara Garuda itu pertama kali teridentifikasi di kawasan Gunung Ciremai pada 2011. Saat itu, tim Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) BTNGC menemukan sarang Elang Jawa bahkan satwanya.

Sejak saat itu, petugas PEH BTNGC mulai melakukan pengamatan secara rutin. Pada 2015, tim juga mulai mensurvei seluruh kawasan untuk data yang lebih akurat terkait habitatnya. ‘’Elang Jawa adalah spesies penting dalam ekosistem Gunung Ciremai. Karena itu, kami mengajak masyarakat untuk terus menjaganya agar sang Garuda tetap lestari dan nyaman di habitatnya,’’ kata Jaja. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement