Kamis 14 Nov 2024 20:25 WIB

Diskusi dengan CEO Nvidia, Erick Thohir Bahas Upaya dan Target Implementasi AI

Erick berharap AI harus ramah bagi manusia dan tidak perlu ditakuti.

Rep: Frederikus Dominggus Bata/ Red: Friska Yolandha
Erick Thohir terlibat perbincangan dengan CEO Nvidia Jensen Huang di Indonesia Artificial Intelligence (AI) Day 2024, di Tribrata, Jakarta, Kamis (14/11/2024).
Foto: dok Republika
Erick Thohir terlibat perbincangan dengan CEO Nvidia Jensen Huang di Indonesia Artificial Intelligence (AI) Day 2024, di Tribrata, Jakarta, Kamis (14/11/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara  (BUMN), Erick Thohir terlibat perbincangan dengan CEO Nvidia Jensen Huang tentang beberapa hal. Itu ketika keduanya turut menjadi pembicara di Indonesia Artificial Intelligence (AI) Day 2024, di Tribrata, Jakarta, Kamis (14/11/2024).

Erick memanfaatkan momen tersebut untuk menjelaskan apa yang menjadi fokus pemerintahan dan negara Indonesia saat ini. Tentunya, diharapkan semua bisa efektif terealisasi dengan adanya AI. Pertama-tama ia membicarakan perihal popolasi tanah air yang nyaris menyentuh 300 juta orang.

Dalam 10 tahun ke depan, bisa meningkat menjadi 315 juta. Jadi itu bisa menjadi potensi luar biasa untuk kebaikan sekaligus kelemahan. Oleh karena itu, jelas Erick, Presiden Prabowo ingin memastikan agar dasarnya diperkuat. Bagaimana pemerintah memberi ruang agar setiap generasi terkini menjadi manusia tangguh agar siap memasuki dunia kerja di masa depan.

Salah satu program Presiden, lanjut Menteri BUMN, memberikan akses gizi yang lebih baik bagi anak-anak. Ini demi memastikan mereka sehat jasmani dan rohani sejak di tahap awal. Prabowo  juga menekankan  pendidikan dan kesehatan sangat penting sebagai bentuk pembangunan Indonesia di masa depan.

"Jika anda melihat pernyataan Presiden Prabowo, kita harus mengembalikan matematika sebagai mata pelajaran terpenting di sekolah saat ini. Pada saat yang sama, beliau ingin menerapkan digitalisasi di masa-masa awal. Jadi ini adalah sesuatu yang akan saya katakan, kembali ke AI," kata Erick, di depan Jensen.

Ia melanjutkan, AI harus ramah bagi manusia. Sesuatu yang tak perlu ditakuti. Indonesia, perlu siap menghadapi hal itu.

Perusahaan-perusaaan beradaptasi dengan AI, juga dengan manusianya perlu memahami penggunaan AI. "Kalau tidak mereka yang tidak siap untuk AI akan kehilangan pekerjaan," ujar Erick.

Menteri BUMN menyinggung tentang pertumbuhan ekonomi. Saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar 5 persen. Pemerintahan terbaru menargetkan 8 persen per tahun.

Terkait hal itu, Erick menegaskan, Indonesia tidak hanya menjadi konsumen, tapi juga produsen. Itulah mengapa, menurut dia, sosok seperti Jensen diharapkan hadir membantu segala proses yang ditargetkan Indonesia. "Saya mendengar Indonesia memiliki beberapa hal yang memungkinkan anda menjadi bagian dari ekosistem kami untuk saat ini dan di masa mendatang."

Sebagai Menteri BUMN, Erick juga menyinggung tentang listrik hijau. Saat ini terus digalakkan. Pemerintah mempercepat proses transisi energi ini.

Ia menyinggung potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia yang mencapai 3680 gigawatt (GW). Itu terdiri dari tenaga air, angin, surya, dan sebagainya. Intinya memiliki potensi besar untuk green electricity.

Erick mengharapkan dukungan sumber daya yang dimiliki Jensen. Ada proses kolaborasi. Indonesia menyiapkan sumber daya melimpah. Jensen bisa menjadi salah satu investor, juga untuk transfer pengetahuan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement