Selasa 19 Nov 2024 18:18 WIB

Badai Man-Yi Tewaskan Delapan Orang di Filipina

Filipina dihantam sekitar 20 badai tropis setiap tahunnya.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Warga dievakuasi menggunakan peralatan darurat saat melintasi banjir akibat cuaca ekstrem Badai Tropis Yagi di Cainta, Provinsi Rizal, Filipina, Senin (2/9/2024).
Foto: AP Photo/Aaron Favila
Warga dievakuasi menggunakan peralatan darurat saat melintasi banjir akibat cuaca ekstrem Badai Tropis Yagi di Cainta, Provinsi Rizal, Filipina, Senin (2/9/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Badai Man-Yi yang menghantam Filipina akhir pekan lalu menewaskan sedikitnya delapan orang. Badai ini membawa angin kencang dan hujan lebat yang memicu tanah longsor dan gelombang badai.

Man-Yi, badai keenam yang menghantam negara tersebut dalam kurun waktu satu bulan, mendarat di provinsi timur Catanduanes pada Sabtu (17/11/2024). Kemudian melemah saat bergerak melintasi pulau Luzon dan diturunkan statusnya menjadi topan saat keluar dari daratan pada hari Senin (18/11/2024).

Badan penanggulangan bencana kota  Nueva Vizcaya mengatakan satu keluarga yang terdiri dari tujuh orang, termasuk seorang anak perempuan berusia delapan tahun, tewas setelah tanah longsor di menimbun rumah mereka.

Badan Penanggulangan Bencana Provinsi Camarines Norte mengatakan seorang pria berusia 72 tahun tewas dalam kecelakaan kendaraan yang disebabkan oleh kabel-kabel yang menggantung akibat angin kencang di Kota Daet.

"Satu korban jiwa adalah satu korban jiwa yang terlalu banyak. Jadi, sangat disayangkan," kata Presiden Ferdinand Marcos Jr kepada para wartawan, merujuk pada kematian di Camarines Norte, Selasa (19/11/2024).

"Saat ini kami akan melanjutkan penyelamatan di aerah-daerah yang terisolasi dan melanjutkan bantuan bagi mereka yang telah mengungsi," tambahnya

Rata-rata Filipina dihantam sekitar 20 badai tropis setiap tahunnya. Badan-badan itu membawa hujan lebat, angin kencang, banjir, dan tanah longsor.

Man-Yi sedang mendekati Vietnam dengan angin berkecepatan maksimum 110 kilometer per jam dan hembusan angin hingga 135 km per jam. Di provinsi Nueva Ecija yang merupakan penghasil beras di Luzon utara, lahan pertanian dan desa-desa tergenang air, membuat para petani seperti Danilo Dagdagan khawatir akan dampaknya terhadap hasil panen dan mata pencaharian mereka.

"Air banjir dari topan dan provinsi-provinsi di sekitarnya meluap ke sini karena ketinggian tanah di sini lebih rendah, ini membuat hidup kami sulit, sulit bagi kami terutama bagi mereka yang tidak memiliki makanan yang cukup," kata Dagdagan di dalam ruang tamu rumahnya yang kebanjiran.

Bantuan internasional telah mengalir untuk membantu Filipina dalam operasi bantuannya, termasuk dari AS. Menteri Pertahanan AS yang sedang berkunjung, Lloyd Austin, mengatakan ia telah mengizinkan pasukan AS untuk memberikan bantuan langsung dalam menanggapi topan super tersebut.

"Kami juga telah mengamankan satu juta dolar AS lagi dalam bentuk bantuan kemanusiaan yang mendesak, dan itu akan membantu meningkatkan bantuan kepada rakyat Filipina," kata Austin.

Pada Oktober, Badai Tropis Trami dan Topan Kong-rey memicu banjir dan tanah longsor yang menewaskan 162 orang, dengan 22 orang masih dinyatakan hilang, demikian menurut data pemerintah.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement