Rabu 20 Nov 2024 19:12 WIB

Cerita Pilu Calon Pekerja Migran, Rela Utang Demi Kerja ke LN, Diduga Jadi Korban Penipuan

Melihat bukti nyata warga yang baru pulang dari Inggris, Goni pun langsung percaya.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Mas Alamil Huda
Sejumlah orang tua dari calon TKI melaporkan dugaan penipuan ke Polres Indramayu, Rabu (20/11/2024). Mereka telah menyetorkan uang Rp 71 juta kepada sponsor untuk berangkat ke New Zealand, tapi tak kunjung diberangkatkan.
Foto: Lilis Sri Handayani/Republika
Sejumlah orang tua dari calon TKI melaporkan dugaan penipuan ke Polres Indramayu, Rabu (20/11/2024). Mereka telah menyetorkan uang Rp 71 juta kepada sponsor untuk berangkat ke New Zealand, tapi tak kunjung diberangkatkan.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Cerita pilu dialami sejumlah calon pekerja migran Indonesia (PMI) asal Kabupaten Indramayu. Niat bekerja ke luar negeri untuk membantu ekonomi keluarga, malah diduga menjadi korban penipuan.

Salah satu orang tua korban asal Desa Tempel, Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu, Goni (44) menjelaskan, anaknya dulu sempat mengenyam bangku kuliah usai lulus dari SMA. Namun, akibat terkendala biaya, anaknya itu terpaksa berhenti dan tidak bisa melanjutkan kuliah.

Baca Juga

Goni menjelaskan, anaknya kemudian memutuskan untuk pergi bekerja ke luar negeri. Selain untuk membantu ekonomi keluarga, anaknya juga ingin menambah wawasan dengan merasakan pengalaman bekerja di negeri orang.

‘’Anak saya sejak lama memang ingin kerja ke luar negeri. Jadi saya juga memberi kesempatan anak untuk bisa ke luar negeri,’’ kata Goni, saat ditemui sedang melaporkan kasus itu ke Unit Satreskrim Polres Indramayu, Rabu (20/11/2024).

Goni mengaku awalnya mendapatkan informasi bekerja ke luar negeri itu dari seorang warga di kampungnya yang baru pulang bekerja di Inggris. Warga tersebut sebelumnya bisa bekerja di Inggris melalui perantara seorang sponsor (calo).

Melihat bukti nyata warga yang baru pulang dari Inggris, Goni pun langsung mempercayai sponsor tersebut tanpa mengeceknya terlebih dulu. Dia juga mengaku percaya begitu saja saat sponsor itu mengatakan tidak memiliki kantor.

‘’Katanya gak perlu kantor karena sekarang era digital. Saya percaya begitu saja,’’ ucapnya.

Goni pun menuruti permintaan sponsor itu untuk mentransfer uang sebesar Rp 9 juta agar anaknya bisa berangkat ke New Zealand pada Maret 2024. Tak hanya sekali, sponsor itu berulang kali meminta transferan uang dengan nilai yang bervariasi.

‘’Kalau ditotal, sudah Rp 71 juta lebih. Itu dari beberapa kali transferan,’’ jelasnya.

Menurut Goni, sponsor itu menjanjikan anaknya bisa segera terbang ke New Zealand untuk bekerja. Namun sampai sekarang, anaknya tak kunjung diberangkatkan.

Goni mengatakan, uang yang digunakannya untuk mentransfer kepada sponsor itu berasal dari utang. Dia berharap, utang itu nantinya akan bisa dibayar setelah anaknya bekerja di New Zealand dan memperoleh penghasilan.

Namun, impian anaknya untuk berangkat ke New Zealand ternyata tak jelas sampai sekarang. Karena itu, ia melaporkan dugaan penipuan tersebut ke Polres Indramayu.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement