REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Pasukan penjajahan Israel membombardir bangunan tempat tinggal di berbagai wilayah Jalur Gaza sejak Rabu malam dan menewaskan sedikitnya 66 warga Palestina. Serangan brutal itu dilakukan sementara Dewan Keamanan PBB gagal meloloskan resolusi gencatan senjata karena diveto Amerika Serikat.
Di bagian utara Gaza, sejumlah bangunan tempat tinggal di dekat RS Kamal Adwan rata dengan tanah. Aljazirah mencatat, 66 warga Palestina syahid dan lebih dari 100 lainnya terluka, dan banyak yang masih terjebak di bawah reruntuhan. Gedung-gedung tersebut diketahui menampung banyak warga sipil.
Kota Gaza, tempat warga sipil dari utara mengungsi, juga menjadi sasaran. Sebuah gedung bertingkat milik sebuah keluarga di lingkungan Sheikh Radwan hancur menjadi puing-puing. Setidaknya 22 warga Palestina dipastikan syahid. Di Gaza tengah, serta di Gaza selatan, serangan udara Israel semakin intensif. Di sebuah sekolah yang menampung para pengungsi di kamp pengungsi Nuseirat, tujuh orang syahid.
Koresponden Aljazirah yang di kamar mayat Rumah Sakit Al-Aqsa Deir el-Balah Kamis ini melihat dua wanita, tiga anak-anak dan dua pria lainnya terbunuh. Kamar mayat kewalahan menangani banyaknya korban. Di daerah al-Mawasi, terjadi lebih banyak serangan yang menghantam beberapa tenda darurat.
“Ini adalah malam yang sangat berdarah. Tentara Israel bertekad untuk melanjutkan serangan militernya. Tempat itu telah berubah menjadi hamparan puing-puing, tidak lagi dapat dikenali, sebagai tempat penderitaan manusia,” tulis koresponden Aljazirah.
Dr Hussam Abu Safia, direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahiya mengatakan sebagian besar korban penyerangan sedang tidur ketika dibunuh. “Jumlah korban sudah sangat banyak, dan masih banyak jenazah yang tergantung di dinding, langit-langit. Kebanyakan anak-anak dan perempuan, yang datang tiba-tiba beberapa waktu lalu,” ujarnya melalui pesan suara dini hari tadi.
“Kebanyakan yang datang sedang tidur saat dibunuh. Sejujurnya situasinya sangat mengerikan. Kami tidak bisa mengatasi banyaknya korban luka dan korban yang sampai di RS Kamal Adwan,” ujarnya.
Dokter itu mengatakan serangan tersebut menghantam seluruh blok perumahan dekat Kamal Adwan. Staf rumah sakit berada di lokasi, mengambil jenazah, mengumpulkan sisa-sisa dan menyelamatkan orang-orang yang terjebak.
“Kami sudah beroperasi dengan sumber daya yang minim, itulah sebabnya sebagian besar staf kami sekarang sibuk menyelamatkan korban luka… karena kurangnya ambulans dan sumber daya,” tambahnya.
Stephane Dujarric, juru bicara PBB, mengatakan kepada wartawan bahwa beberapa toko roti di Gaza telah tutup karena kekurangan tepung dan bahan bakar, sementara sisanya berisiko akan segera ditutup.
Hanya tujuh dari 19 toko roti yang didukung oleh organisasi kemanusiaan di Gaza yang masih beroperasi, katanya. Namun mereka “diambang tutup” karena kehabisan tepung dan bahan bakar. “Hal ini terjadi pada saat sebagian wilayah Gaza utara berada dalam risiko kelaparan” sementara terjadi “peningkatan tajam” kelaparan parah di Gaza tengah dan selatan, kata Dujarric.
Kantor berita WAFA melansir bahwa jumlah korban jiwa warga Palestina akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023 telah meningkat menjadi 43.972 korban jiwa, dengan tambahan 104.008 orang menderita luka-luka. Mayoritas korbannya adalah perempuan dan anak-anak.
Layanan darurat masih belum dapat menjangkau banyak korban dan mayat yang terperangkap di bawah reruntuhan atau berserakan di jalan-jalan di daerah kantong yang dilanda perang tersebut, karena pasukan pendudukan Israel terus menghalangi pergerakan kru ambulans dan pertahanan sipil.