Jumat 22 Nov 2024 18:00 WIB

Ini Hasil Survei Terbaru Indikator Politik tentang Pilkada Jakarta, Selisihnya Tipis

Elektabilitas Pramono Anung-Rano Karno dan Ridwan Kamil-Suswono masih bersaing ketat.

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Mas Alamil Huda
Anies Baswedan menyampaikan sambutan saat Apel Siaga dan Rapat Akbar Warga Kawal TPS di Lapangan Blok S, Jakarta, Kamis (21/11/2024).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Anies Baswedan menyampaikan sambutan saat Apel Siaga dan Rapat Akbar Warga Kawal TPS di Lapangan Blok S, Jakarta, Kamis (21/11/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terkait Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024, Jumat (22/11/2024). Hasilnya, elektabilitas Pramono Anung-Rano Karno dan Ridwan Kamil (RK)-Suswono masih bersaing ketat.

Founder sekaligus peneliti utama Indikator Politik Indonesia Buhanuddin Muhtadi mengatakan, pihaknya melakukan survei secara tatap muka dan telepon. Berdasarkan dua hasil survei itu, elektabilitas Pramono-Rano cenderung lebih tinggi dibandingkan RK-Suswono. Namun, selisihnya tak sampai melebihi margin of error.

Baca Juga

"Dalam survei tatap muka, selisih antara Pramono-Rano dan RK-Suswono, masih dalam margin of error," kata dia saat merilis hasil survei, Jumat (22/11/2024).

Diketahui, elektabilitas Pramono-Rano dalam survei tatap muka yang dilakukan Indikator adalah 42,9 persen. Sementara itu, RK-Suswono memiliki elektabilitas 39,2 persen dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana memiliki elektabilitas 5,1 persen. Sedangkan responden yang belum tidak tahu atau tidak jawab 12,8 persen.

Adapun penarikan sampel dilakukan menggunakan metode multistage random sampling dengan sampel sebanyak 1.600 orang. Survei itu memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sekitar ± 2,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Diketahui survei itu dilakukan pada 30 Oktober hingga 8 November 2024.

Menurut Burhanuddin, selisih antara Pramono-Rano dan RK-Suswono masih belum signifikan. Ia menilai, selisih baru bisa dianggap signifikan apabila angkanya dua kali margin of error. "Jadi kami tidak menemukan bukti meyakinkan Pramono-Rano menang. Dalam realitasnya, bisa jadi terjadi sebaliknya," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement