Jumat 22 Nov 2024 18:09 WIB

Tim 1MillionYouthStopBullying Berharap Mendikdasmen Dukung Gerakan Anti Perundungan

FSGI terima puluhan laporan soal perundungan di sekolah.

Ratusan pelajar hadir saat deklarasi Bandung Zero Bullying dan peluncuran program Jam untuk Keluarga (Jamuga) yang digelar Pemkot Bandung di Padepokan Mayang Sunda, Kota Bandung, Selasa (30/7/2024). Program tersebut sebagai upaya memitigasi sekaligus meminimalisir terjadinya kasus perundungan, dalam hal ini dengan mendorong setiap anggota keluarga untuk memperkuat kualitas interaksi keluarga.
Foto: Edi Yusuf
Ratusan pelajar hadir saat deklarasi Bandung Zero Bullying dan peluncuran program Jam untuk Keluarga (Jamuga) yang digelar Pemkot Bandung di Padepokan Mayang Sunda, Kota Bandung, Selasa (30/7/2024). Program tersebut sebagai upaya memitigasi sekaligus meminimalisir terjadinya kasus perundungan, dalam hal ini dengan mendorong setiap anggota keluarga untuk memperkuat kualitas interaksi keluarga.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Apakah sekolah di Indonesia masih ramah anak? Namun, seperti yang dilansir dari pemberitaan media nasional, Ketua Dewan Pakar FSGI Retno Listyarti mengatakan bahwa per September 2024, jumlah kekerasan di lingkungan sekolah berjumlah 36 kasus.

Menurut Rico Juni Artanto, inisiator dari gerakan #1MillionYouthStopBullying mengatakan bahwa jumlah kasus yang cukup tinggi ini menunjukkan bahwa ekosistem di sekolah masih lemah dalam menangani fenomena perundungan di lingkungan sekolah.

“Hal ini karena peran orang tua, wali kelas, guru, kepala sekolah, dan elemen sekolah lainnya masih kurang dilibatkan,” kata Rico saat dirinya beserta tim 1MillionYouthStopBullying berkunjung ke Republika di bilangan Pejaten Barat (7/11/2024).

Sesi kunjungan ini digelar sebagai bagian dari inisiasi tim 1MillionYouthStopBullying mengajak media nasional untuk bersama-sama berdiskusi dan menyuarakan langkah strategis dalam menangani fenomena perundungan yang masih marak di lingkungan sekolah. Tim 1MillionYouthStopBullying juga berencana akan berkunjung ke media nasional lainnya.

Selain itu, Rico Juni Artanto juga menyampaikan bahwa gerakan ini sudah berlangsung sejak Desember 2023 dan telah memberikan manfaat kepada lebih dari 470 sekolah dan 5000 siswa di Jawa Barat dan DKI Jakarta. Selain itu, pihaknya juga mengembangkan tools bernama Buddy Pekerti, yaitu permainan kartu yang digunakan selama roadshow ke beberapa sekolah.

“Permainan kartu Buddy Pekerti berfokus kepada tiga aspek, yaitu empati, growth mindset, dan self confidence sehingga siswa siswi diharapkan dapat membentengi diri melawan tindakan perundungan baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah,” tambahnya.

Mengingat besarnya manfaat dari gerakan #1MillionYouthStopBullying, Rico Juni Artanto berharap agar gerakan ini dapat eksis juga di sekolah-sekolah di luar Pulau Jawa dan mendapatkan dukungan dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Kabinet Merah Putih saat ini yang berada di bawah pimpinan Prof Dr Abdul Mu’ti MEd

“Semoga menteri yang saat ini berlatar belakang dari Muhammadiyah bisa lebih grassroot dan memperhatikan isu-isu perundungan di lingkungan sekolah,” ungkap Kepala Desk Ameera Republika Indira Rezkisari yang juga turut menghadiri sesi kunjungan tim 1MillionYouthStopBullying ke Republika.

Sebagai informasi tambahan, siswa maupun guru dapat menghubungi hotline melalui akun instagram @1MillionYouthStopBullying untuk mendapatkan bantuan atau konsultasi lebih lanjut terkait masalah bullying di lingkungan sekolah.

sumber : Rilis
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement