Rabu 27 Aug 2025 23:57 WIB

Belasan Pesantren Bentuk Satgas Anti Kekerasan, Pastikan Lingkungan Ramah Santri

Pesantren memiliki potensi besar untuk perintisan dan pengembangan industri halal.

Para santri membersihkan sampah di lingkungan pesantren (ilustrasi)
Foto: dokpri
Para santri membersihkan sampah di lingkungan pesantren (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perwakilan sejumlah pesantren di Indonesia bertekad membentuk Satuan Tugas (Satgas) Anti Kekerasan di lingkungan masing-masing. Komitmen itu lahir dari kegiatan Pelatihan Perlindungan Anak dari Kekerasan di Lembaga Pendidikan Islam Berasrama yang berlangsung di Jakarta Selatan pada 24-26 Agustus 2025.

Pelatihan yang diikuti 16 pesantren dari berbagai daerah ini menegaskan bahwa isu pencegahan kekerasan di pesantren merupakan kepentingan bersama. Ketua Rabithah Maahid Islamiyah (RMI) PBNU, Kiai Hodrie Arif menilai langkah ini menjadi momentum penting bagi dunia pesantren.

Baca Juga

“Komitmen membentuk Satgas Anti Kekerasan di setiap pesantren peserta adalah langkah penting untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan ramah bagi santri,” ujarnya dalam keterangan yang diterima Republika, Rabu (27/8/2025).

Menurutnya, keterlibatan langsung pengasuh pesantren menandakan adanya tanggung jawab kolektif dalam melindungi santri dari kekerasan, baik fisik, psikis, maupun seksual.

Salah satu peserta pelatihan, Agus Ikhwan Mahmudi, Pengasuh Ponpes Al-Ittihad Kabupaten Malang, menyebut kegiatan ini bermanfaat luas.

“Pelatihan ini perlu direplikasi di berbagai wilayah, agar manfaatnya tidak berhenti di sini saja, tetapi juga dirasakan pesantren lain di seluruh Indonesia,” ucapnya.

Pesantren yang hadir berasal dari berbagai wilayah, di antaranya Pondok Pesantren Al-Khairaat (Sulawesi Tengah), Ponpes Hidayatut Tholibin (Indramayu), Ponpes Baqiyatus Sholihat (Lombok Utara), Ponpes Ulul Ilmi (Jakarta Timur), hingga Ponpes Al-Muayyad Mangkuyudan (Solo).

Para peserta menegaskan, Satgas Anti Kekerasan nantinya tidak hanya bertugas mencegah dan menangani kasus, tetapi juga berfungsi sebagai pusat aduan, pendampingan, dan edukasi.

“Ini bukan hanya program pelatihan, melainkan awal dari gerakan kolektif. Kami ingin pesantren benar-benar menjadi rumah kedua yang aman bagi santri,” kata Ikhwan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement