Sabtu 23 Nov 2024 16:41 WIB

Wapres Filipina Sara Duterte Ancam Bunuh Presiden Bongbong Marcos

Pernyataan Sara mendorong kantor Presiden Marcos untuk mengambil tindak segera.

Wakil Presiden Filipina, Sara Duterte.
Foto: Dok pribadi
Wakil Presiden Filipina, Sara Duterte.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Wakil Presiden Filipina, Sara Duterte di Manila pada Sabtu (23/11/2024) mengatakan, ia akan memerintahkan pembunuhan terhadap Presiden Ferdinand Romualdez Marcos Jr alias Bongbong Marcos jika dirinya sendiri dibunuh. Pernyataan tersebut mendorong kantor Presiden Marcos untuk berjanji mengambil "tindakan segera dan tepat".

Dalam tanda dramatis atas keretakan yang semakin lebar antara dua keluarga politik paling berpengaruh di negara Filipina tersebut, Sara mengungkapkan ancaman itu dalam konferensi pers pagi ini. Dia telah berbicara dengan seorang pembunuh bayaran dan memerintahkannya untuk membunuh Marcos, istrinya, dan Ketua DPR Filipina jika dirinya dibunuh.

Baca: Korut Luncurkan Tank Versi Terbaru M2020

"Saya telah berbicara dengan seseorang. Saya berkata, jika saya terbunuh, bunuh BBM (Marcos), (ibu negara) Liza Araneta, dan (Ketua DPR) Martin Romualdez. Ini bukan lelucon. Bukan lelucon," kata Duterte dalam konferensi pers yang penuh sumpah serapah dilaporkan Reuters. "Saya katakan, jangan berhenti sampai kamu membunuh mereka, dan dia berkata iya."

Pernyataan itu dibuat sebagai tanggapan atas komentar seorang warganet yang mendesak Sara untuk tetap aman, karena ia berada di "wilayah musuh" saat berada di gedung DPR bersama kepala stafnya. Namun, Sara tidak menyebut adanya ancaman tertentu terhadap dirinya.

Baca: Kapten (Pnb) Ilham Fariq Adriawan Raih Penghargaan dari Australia

Kantor Komunikasi Kepresidenan merespons pernyataan tersebut dengan mengatakan: "Menanggapi pernyataan Wakil Presiden yang jelas dan tegas bahwa ia telah mengontrak seorang pembunuh untuk membunuh Presiden jika ada dugaan rencana terhadap dirinya, Sekretaris Eksekutif telah merujuk ancaman aktif ini kepada Komando Keamanan Kepresidenan untuk segera mengambil tindakan yang tepat.

"Setiap ancaman terhadap kehidupan Presiden harus selalu dianggap serius, terlebih lagi karena ancaman ini telah diungkapkan secara publik dengan istilah yang jelas dan pasti," bunyi pernyataan itu.

Kantor Duterte belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar terhadap pernyataan kantor kepresidenan tersebut. "Negara ini sedang menuju kehancuran karena kita dipimpin oleh seseorang yang tidak tahu bagaimana menjadi presiden dan yang merupakan pembohong," kata Duterte dalam konferensi pers tersebut.

Sara merupakan putri Rodrigo Duterte yang menjabat presiden ke-16 Filipina. Karena Duterte tidak bisa maju lagi, ia mendukung putrinya untuk berkoalisi dengan bOngbong Marcos.

Sekarang, antara Sara dan Marcos terjadi keruntuhan aliansi politik yang kuat setelah keduanya yang menang besar pada Pemilu 2022, tidak akur lagi.

Kecam Wapres...

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement