REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero mencatatkan kinerja positif sepanjang berjalannya 2024. Hal itu dinilai karena adanya stimulus dari pemerintah berupa subsidi bahan bakar minyak (BBM).
“Melalui BBM subsidi KAI dapat meningkatkan mobilisasi baik angkutan penumpang maupun barang,” kata Vice President Public Relations KAI Anne Purba dalam keterangannya, Ahad (24/11/2024).
Menurut catatannya, saat ini KAI Group mencatat kinerja positif pada angkutan penumpang dari periode Januari—Oktober 2024 dengan melayani sebanyak 378.998.962 penumpang.
Perinciannya, sebanyak 42.767.683 penumpang yang dikelola KAI, 309.694.220 penumpang dikelola KAI Commuter, dan 16.858.617 penumpang yang dikelola LRT Jabodebek. Kemudian sebanyak 4.889.754 penumpang dikelola KCIC, 4.667.314 penumpang yang dikelola KAI Bandara, dan 121.374 penumpang dikelola KAI Wisata.
KAI juga mencatat on time performance keberangkatan kereta api dari Januari—Oktober 2024 juga mengalami peningkatan. Tercatat angkanya mencapai rata-rata 97,95 persen, meningkat dibandingkan periode yang sama pada 2023 sebesar 96,87 persen. Lalu untuk on time performance kedatangan mencapai 94,68 persen, meningkat signifikan dibanding rata-rata ketepatan waktu kedatangan pada tahun 2023 di periode yang sama yaitu 82,52 persen.
Anne melanjutkan, pertumbuhan transportasi kereta api angkutan barang KAI juga terus mengalami tren positif. Ia menyampaikan, KAI berhasil melayani angkutan barang berbagai komoditi pada periode Januari—Oktober 2024 dengan mengangkut sebanyak 57.144.338 ton barang, meningkat 9,14 persen dibanding periode yang sama pada 2023 sebesar 52.354.669 ton barang.
“Angkutan batu bara mendominasi dengan total 45.764.456 ton atau 80,12 persen dari keseluruhan angkutan barang KAI. Angkuatan batu bara lebih terpusat di Sumatera bagian selatan yang biasanya dibutuhkan untuk mendukung pasokan energi nasional,” terangnya.
Lebih lanjut, Anne menyoroti efisiensi kereta api dibandingkan moda transportasi lain. Sebagai contoh, kereta angkutan batu bara untuk 3.000 ton dengan jarak 409 km hanya membutuhkan 4.629 liter BBM. Itu jauh lebih efisien dibandingkan truk yang membutuhkan 22.125 liter untuk kapasitas yang sama.
“Penggunaan kereta api untuk angkutan barang tidak hanya hemat bahan bakar tetapi juga mengurangi karbon hingga 99 persen dibandingkan moda darat lainnya,” ujar dia.
Saat ini, angkutan barang berbasis rel baru mencakup 2 persen dari total angkutan barang darat di Indonesia. Kementerian BUMN melalui KAI terus meningkatkan layanan ini untuk mendukung logistik nasional, terutama untuk distribusi batu bara yang ramah lingkungan.
“KAI memiliki peran penting dalam mengamankan distribusi batu bara untuk pembangkit listrik di Jawa dan Bali yang berkolaborasi dengan BUMN lain seperti PT BA dan PLN. BUMN juga menjalin sinergi dengan BPH Migas untuk memastikan distribusi BBM subsidi berjalan lancar dan sesuai prinsip Good Corporate Governance (GCG),” jelasnya.
Anne melanjutkan, dengan dukungan subsidi BBM, KAI berperan sebagai katalisator dalam mengurangi kemacetan, polusi udara, dan kerusakan infrastruktur jalan. Langkah ini sekaligus menjadi bentuk kontribusi nyata BUMN dalam meningkatkan daya saing ekonomi nasional.
“Angkutan kereta api tidak hanya mendukung efisiensi tetapi juga menjadi bagian penting dari keberlanjutan ekosistem transportasi baik orang maupun logistik di Indonesia,” tutur dia.
KAI memastikan penggunaan BBM bersubsidi di sektor perkeretaapian tepat sasaran untuk mendukung efisiensi transportasi massal di Indonesia. Langkah tersebut sejalan dengan komitmen pemerintah dalam meningkatkan mobilitas masyarakat serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
“Kereta api adalah moda transportasi massal yang efisien, hemat energi, ramah lingkungan, dan aman. Dukungan BBM subsidi sangat penting untuk pengembangan transportasi kereta api di Indonesia,” kata Menteri BUMN Erick Thohir.
Kuota BBM bersubsidi tahun 2024 untuk KAI diatur dalam SK Kepala BPH Migas Nomor 53/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2024, yang menetapkan alokasi 196.653 kiloliter (KL) untuk kereta api umum penumpang dan barang.
Adapun perinciannya yakni KA penumpang sebesar 172.849 KL, KA barang komoditas klinker sebesar 1.050 KL, KA barang komoditas parcel sebanyak 2.529 KL, dan KA barang komoditas peti kemas sebesar 15.539 KL, serta KA barang komoditas semen sebesar 4.686 KL.