Jumat 29 Nov 2024 05:09 WIB

Takwil Mimpi Imam Malik tentang Maut

Imam Malik bermimpi bertemu malaikat maut.

 Imam Malik bermimpi bertemu malaikat maut. Foto: ILUSTRASI Mimpi
Foto: dok pxhere
Imam Malik bermimpi bertemu malaikat maut. Foto: ILUSTRASI Mimpi

REPUBLIKA.CO.ID,MADINAH -- Imam Malik adalah salah seorang ulama besar terkemuka dalam dunia Islam. Beliau adalah peletak dasar fikih mazhab Maliki.

Sepanjang hayatnya, Imam Malik menetap di Madinah. Namun, ajarannya meluas ke banyak negeri-negeri Islam di dunia.

Baca Juga

Dikisahkan, Suatu malam, Imam Malik bermimpi melihat malaikat maut. Kemudian, dia bertanya kepada malaikat maut tersebut, "Kapan ajalku datang?".

Malaikat maut tidak menjawab, tetapi hanya menunjuk kelima jari tangannya. Imam Malik kembali bertanya, "Apa yang dimaksud dengan lima jari ini? Apakah berarti lima tahun, lima bulan, lima minggu, atau lima hari?" Akan tetapi Imam Malik terbangun dari tidurnya sebelum beliau mendapat jawaban dari malaikat maut.

Abdul Azis Asy-Syinawi dalam buku berjudul Biografi Empat Imam Mazhab terbitan Beirut Publishing, menuliskan, usai bermimpi tersebut, Imam Malik pergi menemui Muhammad bin Sirin, seorang ulama besar dan ahli menakwilkan (menafsirkan) mimpi, lalu menceritakan mimpinya.

Mendengar hal itu, Ibnu Syirin tersenyum seraya berkata, "Wahai Imam Darul Hijrah, bukanlah yang dimaksud dengan kelima jari itu adalah lima tahun, lima bulan, lima pekan, ataupun lima hari. Akan tetapi, yang dimaksudkan adalah lima perkara dari perkara-perkara ghaib, yang tidak diketahui kecuali oleh Dzat Yang Maha Mengetahui segala yang ghaib, yaitu:

اِنَّ اللّٰهَ عِنْدَهٗ عِلْمُ السَّاعَةِۚ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَۚ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْاَرْحَامِۗ وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًاۗ وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌۢ بِاَيِّ اَرْضٍ تَمُوْتُۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

"Sesungguhnya Allah hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat, dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim, dan tidak seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok, dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya, Allah maha mengetahui dan Maha dalam Pengetahuan-Nya." (Lukman-34).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
سَيَقُوْلُ الْمُخَلَّفُوْنَ اِذَا انْطَلَقْتُمْ اِلٰى مَغَانِمَ لِتَأْخُذُوْهَا ذَرُوْنَا نَتَّبِعْكُمْ ۚ يُرِيْدُوْنَ اَنْ يُّبَدِّلُوْا كَلٰمَ اللّٰهِ ۗ قُلْ لَّنْ تَتَّبِعُوْنَا كَذٰلِكُمْ قَالَ اللّٰهُ مِنْ قَبْلُ ۖفَسَيَقُوْلُوْنَ بَلْ تَحْسُدُوْنَنَا ۗ بَلْ كَانُوْا لَا يَفْقَهُوْنَ اِلَّا قَلِيْلًا
Apabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan, orang-orang Badui yang tertinggal itu akan berkata, “Biarkanlah kami mengikuti kamu.” Mereka hendak mengubah janji Allah. Katakanlah, “Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami. Demikianlah yang telah ditetapkan Allah sejak semula.” Maka mereka akan berkata, “Sebenarnya kamu dengki kepada kami.” Padahal mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali.

(QS. Al-Fath ayat 15)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement