Senin 02 Dec 2024 22:31 WIB

Ulama Internasional Geram Dengan ‘Pengecutnya Negara Muslim’ soal Gaza

Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional serukan mobilisasi umat Islam soal Gaza.

Umat muslim mengikuti reuni akbar 212 di Kawasan Monas, Jakarta, Senin (2/12/2024). Aksi  itu mengusung isu kemerdekaan Palestina di samping sejumlah seruan lainnya.
Foto: Republika/Prayogi
Umat muslim mengikuti reuni akbar 212 di Kawasan Monas, Jakarta, Senin (2/12/2024). Aksi itu mengusung isu kemerdekaan Palestina di samping sejumlah seruan lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA – Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional (IUMS) menyerukan mobilisasi umat Islam dan negara-negara Muslim untuk menghentikan agresi di Jalur Gaza. Mereka juga mengecam “kepengecutan” negara-negara Islam dalam membela saudara-saudara mereka di Gaza.

Hal ini disampaikan dalam pernyataan terakhir pada pertemuan keempat Dewan Pengawas Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional, yang berakhir di Doha Ahad malam.  “Perlu dilakukan mobilisasi negara dan mengaktifkan para pemimpin dan rakyatnya untuk menghentikan agresi Israel,” bunyi pernyataan itu dilansir Palestine Chronicle

Baca Juga

Kumpulan tersebut menyatakan penyesalan mendalam, serta kecaman terhadap posisi pengecut banyak negara Islam yang tidak melaksanakan tanggung jawab yang diamanatkan syariat Islam untuk membela saudara dan negara tetangga mereka.

Mereka menekankan bahwa sikap diam negara-negara Islam berkontribusi pada kegigihan penjajah dalam menumpahkan darah, melanggar kesucian, melakukan kejahatan genosida dan pembersihan etnis di Jalur Gaza. Persatuan cendekiawan itu justru memuji posisi Afrika Selatan, negara-negara pendukung dan organisasi internasional yang mendukung rakyat Palestina.

IUMS dibentuk pada 2004 dan dipimpin oleh ulama Mesir Yusuf al-Qardhawi sebelum yang bersangkutan wafat pada 2022. Menurut situs webnya, setidaknya terdapat 90.000 cendekiawan Muslim di serikat tersebut, yang mengklaim menyatukan Muslim Sunni, Syiah, dan Ibadi. Negara-negara Arab yang sempat bersengketa dengan Qatar menuding perhimpunan itu segaris dengan Ikhwanul Muslimin.

Terlepas dari kecenderungan perhimpunan itu, faktanya negara-negara Arab dan mayoritas Muslim di sekeliling Palestina tak bertaji mencegah genosida di Gaza. Sejauh ini, Gaza dibela Iran sebagai entitas negara; dan kelompok seperti Hizbullah di Lebanon dan Houthi di Yaman. Nyaris tak ada tekanan secara nyata terhadap Israel dari Mesir, tetangga Palestina di sebelah barat; Yordania di sebelah timur; Suriah di timur laut; atau Arab Saudi di selatan.

Dalam pernyataannya, IUMS juga menyerukan “mendukung rakyat Lebanon, memberikan bantuan, dan mengadvokasi rekonstruksi dan kompensasi bagi mereka yang terkena dampak,” dan menegaskan “solidaritasnya terhadap rakyat Lebanon dalam mempertahankan kedaulatan dan tanah mereka melawan agresi Zionis.”

Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional juga menyerukan pembentukan komite investigasi internasional terhadap senjata yang dilarang secara internasional yang digunakan selama agresi Israel di Jalur Gaza. Seruan ini menyusul temuan bahwa Israel menggunakan senjata yang melelehkan dan menguapkan tubuh korban di Jalur Gaza.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement