Kamis 05 Dec 2024 19:53 WIB

Cerita Warga Pesisir Eretan Alami Rob, Puluhan Tahun Terima Tamu tak Diundang

Banjir rob biasanya menggenangi rumahnya setinggi selutut.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Kariyah (kiri) dan Darsem (kanan), warga terdampak rob di Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, yang akan menjalani relokasi ke Kampung Nelayan Sejahtera Kemensos.
Foto: Lilis Sri Handayani
Kariyah (kiri) dan Darsem (kanan), warga terdampak rob di Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, yang akan menjalani relokasi ke Kampung Nelayan Sejahtera Kemensos.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU--Banjir akibat naiknya air pasang laut atau rob  telah menjadi bagian hidup yang tak terpisahkan dari warga di pesisir Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu. ‘Tamu tak diundang’ itu datang hampir setiap hari.

‘’Pokoknya capek, hampir setiap hari banjir,’’ ujar seorang warga yang tinggal di Blok Muara Laut, Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Kariyah (50), saat ditemui Republika di acara peletakan batu pertama Kampung Nelayan Sejahtera, Kamis (5/12/2024).

Baca Juga

Perempuan asli Eretan itu mengungkapkan, sewaktu masih kanak-kanak, ia tak pernah mengalami rob. Menurutnya, banjir rob mulai terjadi sekitar tahun 2000, saat anak-anaknya masih kecil, hingga hari ini. ‘’Sekarang juga rumah saya lagi banjir rob,’’ katanya.

Kariyah mengungkapkan, banjir rob biasanya menggenangi rumahnya setinggi selutut. Rob singgah hanya beberapa jam di rumahnya, kemudian surut lagi. ‘’Jadi misalkan rob datang pagi, siang sudah surut. Kalau datangnya sore, malam surut. Begitu terus,’’ kata Kariyah.

Kariyah pun harus selalu siaga menaikkan perabot rumahnya ke tempat yang lebih tinggi jika rob datang. Dia juga mesti selalu bersih-bersih sisa sampah dan lumpur yang terbawa air laut saat rob surut. ‘’Banjir setinggi lutut di dalam rumah itu sudah biasa,’’ katanya.

Kariyah mengatakan, banjir rob parah terjadi pada akhir Desember 2022 silam. Saat itu, banjir merendam rumahnya hingga setinggi dada orang dewasa.

Menurut Kariyah, air rob saat itu masuk ke dalam rumahnya dengan sangat deras dan cepat. Ia dan keluarganya tak sempat menyelamatkan barang berharga apapun. ‘’Pokoknya asal selamat saja. Semua perabot mulai dari kasur, TV, lemari, baju, semuanya hanyut,’’ kata ibu empat anak tersebut.

Hal senada diungkapkan warga Desa Eretan Kulon lainnya, Darsem (50). Dia pun mengaku selama puluhan tahun selalu direpotkan dengan banjir rob, yang selalu datang tanpa diundang. ‘’Setiap hari kena rob. Mau pindah rumah, tapi gak punya lahan. Jadi mau gak mau ya harus dihadapi terus,’’ kata Darsem.

Darsem mengatakan, banjir rob terparah terjadi pada akhir Desember 2022. Saat itu, gelombang tinggi dari laut mulai terjadi pukul 03.00 WIB dan mulai masuk ke rumahnya dengan sangat cepat sekitar pukul 04.00 WIB. Darsem mengaku tidak sempat menyelamatkan harta benda. Harta miliknya yang selamat hanyalah baju yang melekat di badan.

‘’Yang saya pikirkan saat itu hanya cepat-cepat menyelamatkan cucu yang masih bayi berumur dua bulan,’’ kata Darsem.

Kini, Kariyah dan Darsem mengaku lega. Pasalnya, Kementerian Sosial mengembangkan program Kampung Nelayan Sejahtera di Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur. Perumahan tersebut disediakan sebagai tempat relokasi bagi 93 kepala keluarga atau 259 jiwa warga yang terdampak banjir rob.

Dalam program itu, Kementerian Sosial bekerja sama dengan Pemkab Indramayu, Baznas dan Habitat for Humanity Indonesia. ‘’Senang sekali, Alhamdulillah,’’ kata Kariyah dan Darsem.

Di atas lahan seluas 1,6 hektare tersebut, setiap keluarga penerima manfaat (KPM) dibangunkan rumah bertipe 36, dengan luas tanah 60 meter persegi. Di dalam Kampung Nelayan Sejahtera itu juga dibangun fasilitas umum, seperti community center, sarana ibadah, taman ramah anak dan lansia, sentra kerajinan dan UMKM, sarana olahraga, dan ruang terbuka hijau.

Wakil Menteri Sosial, Agus Jabo Priyono pun meletakan batu pertama pembangunan Kampung Nelayan Sejahtera Indramayu tersebut, Kamis (5/12/2024). Pembangunan kampong tersebut ditargetkan selesai pada Januari 2025. ‘’Dengan mengucap Bismillah, semoga pembangunan kampung nelayan korban rob di Eretan Kulon Indramayu ini berjalan lancar,’’ kata Agus.

Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Kemensos, Mira Riyati mengatakan, saat ini masyarakat yang akan direlokasi juga telah dilatih pemberdayaan pengolahan ikan seperti kerupuk ikan, bakso, dimsum, hingga usaha bengkel las.

‘’Jadi bukan hanya rumah dan fasilitasnya, tetapi kami juga memberikan pelatihan kewirausahaan, pengelolaan keuangan, hingga pemasaran untuk mendukung kemandirian ekonomi warga,’’ kata Mira

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement