REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih AC Milan Paulo Fonseca menuduh wasit Federico La Penna tidak menunjukkan rasa hormat yang cukup kepada timnya setelah Rossoneri Atalanta 1-2 dalam lanjutan Serie A Liga Italia. Sabtu (7/12/2024) dini hari WIB. Gol dramatis [ada akhir pertandingan dari Ademola Lookman membuat Atalanta merayakan kemenangan setelah pertandingan yang sengit.
"Saya tidak takut untuk mengatakan kebenaran. Saya selalu menghormati pekerjaan wasit, saya menyadari mereka memiliki pekerjaan yang sulit, tetapi setiap pekan selalu sama. Cara wasit memimpin sepanjang malam ini menunjukkan kurangnya rasa hormat terhadap Milan," kata Fonseca kepada Sky Sport Italia, dikutip Reuters.
Fonseca menyoroti gol pertama sebagai contohnya. Mantan pemain Milan Charles De Ketelaere melompat tinggi untuk menyundul bola yang berhaisl mengoyak jala gawang Mike Maignan. Namun, kubu Milan mengklaim bahwa De Ketelaere telah mendorong Theo Hernandez saat melompat.
"Gol pertama jelas merupakan pelanggaran, sama sekali tidak ada keraguan. Cara wasit memimpin sepanjang pertandingan melawan Milan, tidak ada keraguan," kata Fonseca.
Fonseca mengakui timnya juga kurang baik dalam bertahan saat permainan bola mati karena Lookman sama sekali tidak terkawal saat ia menyundul bola ke sudut.
"Pada akhirnya, kami kalah dalam dua set play. Babak pertama sangat bagus, tetapi pada babak kedua kami tidak terkoneksi dengan baik ke para penyerang," imbuh Fonseca.
"Saya pikir kami pantas mendapatkan yang lebih malam ini, sulit untuk menerima kebobolan dua gol dari situasi bola mati."
Pelatih Atalanta Gian Piero Gasperini, yang sedang menjalani larangan bermain di pinggir lapangan dan harus mengikuti pertandingan dari tribun, menambahkan bahwa timnya pantas menang.
"Tentu saja, ini adalah kemenangan hebat melawan tim yang tidak diragukan lagi memiliki pemain-pemain yang sangat berbakat di antara yang terbaik di liga dan kami benar-benar pantas menang," katanya.
Ia menambahkan bahwa nyanyian-nyanyian dari para pendukung tentang Scudetto setelah pertandingan terlalu dini.
"Warga Bergamo memiliki kaki yang kokoh di atas tanah, jadi jangan menerima apa pun begitu saja. Jika kita masih berada di atas sana setelah 20 pertandingan lagi, mungkin akan berbeda. Namun saat ini, ini adalah ekspresi kegembiraan dan juga layak untuk diterima,” kata Fonseca,