REPUBLIKA.CO.ID, KOTA VATIKAN -- Pemimpin umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus meresmikan kegiatan rutin tahunan dalam rangka menyambut Hari Raya Natal. Dalam tradisi ini, seperti biasa gereja Vatikan menghadirkan sejumlah patung yang menggambarkan suasana kelahiran Yesus Kristus.
Namun, ada yang unik pada perayaan kali ini. Sebab, patung kayu Yesus bayi tampak berbaring di atas hamparan syal keffiyeh. Itu merupakan kain khas Palestina dan bahkan sudah jamak dianggap sebagai simbol nasional negara yang sedang dijajah Israel tersebut.
Daily Mail melaporkan, agenda yang digelar selama akhir pekan lalu itu mengundang banyak perhatian publik. Bukan kali ini saja Paus Fransiskus menyatakan keprihatinan mendalam terhadap situasi di Palestina. Pada November 2024 lalu, tokoh yang bernama asli Jorge Mario Bergoglio itu juga menyebut serangan Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023 sebagai sebuah genosida dan harus segera dihentikan.
Yesus atau Nabi Isa AS lahir dalam keluarga Yahudi di Betlehem (Palestina) sekitar 2000 tahun yang lalu. Ajaran Katolik meyakini, kematian dan kebangkitannya memicu lahirnya agama Kristen.
Dalam pidatonya, sang pemimpin Gereja Katolik Dunia mendesak agar genosida di Jalur Gaza segera dihentikan. "Hentikan perang! Hentikan kekerasan!" kata Paus Fransiskus di hadapan ribuan orang, termasuk 21 kardinal yang baru dilantik, di Basilika Santo Petrus, Kota Vatikan, Sabtu (7/12/2024) waktu setempat.
"Apakah Anda tahu bahwa salah satu investasi yang paling menguntungkan adalah di industri senjata? Mereka menghasilkan uang untuk membunuh. Namun mengapa?" lanjutnya, sekali lagi mengutuk industri senjata yang menurutnya memicu berbagai pertumpahan darah di dunia.
Dengan duduk di atas kursi roda, Paus mendekat ke arah patung Yesus bayi, yang berbaring di atas syal keffiyeh. Tokoh yang kini berusia 87 tahun itu melihat karya yang berjudul "Nativity of Bethlehem 2024" yang dirancang dua seniman asal Betlehem, Palestina, yakni Johny Andonia dan Faten Nastas Mitwasi.