Senin 09 Dec 2024 13:44 WIB

Jejak Al-Golani: Dari Gerilyawan Al-Qaeda Hingga Pemimpin Berjas yang Menjungkalkan Assad

Dia bermanuver diantara organisassi ekstremis sambil menyingkikrkan mantan sekutu.

Abu Mohammed al-Golani berusaha keras untuk menjauhkan kelompoknya, Hayat Tahrir al Sham, yang dikenal sebagai HTS, dari bayang-bayang masa lalu Alqaeda.
Foto: AP
Abu Mohammed al-Golani berusaha keras untuk menjauhkan kelompoknya, Hayat Tahrir al Sham, yang dikenal sebagai HTS, dari bayang-bayang masa lalu Alqaeda.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT — Abu Mohammed al-Golani menjadi sosok populer usai menggulingkan Presiden Suriah Bashar Assad setelah pasukannya merebut ibu kota Damaskus pada Ahad (8/12/2024).

Associated Press melaporkan, al-Golani telah menghabiskan waktu bertahun-tahun bekerja untuk membangun kembali citranya di hadapan publik. Dia ingin menggambarkan dirinya mampu melepas hubungan lama dengan al-Qaeda sekaligus tampil sebagai pahlawan pluralisme dan toleransi. 

Baca Juga

Saat berhasil menguasai  Damaskus bersama para pejuangnya pada Ahad lalu, ia menanggalkan nama samaran. Dia menyebut dirinya dengan nama asli, Ahmad al-Sharaa. Tingkat transformasi dari ekstremis menjadi calon pembangun negara sekarang diuji.

Untuk pertama kalinya setelah 50 tahun tangan besi Dinasti Assad berkuasa, dunia akan menanti  bagaimana Suriah akan diperintah. Suriah adalah rumah bagi berbagai komunitas etnis dan agama, yang sering diadu satu sama lain oleh rezim Assad dengan perang bertahun-tahun.

Banyak dari mereka takut  ekstremis Islam Sunni akan mengambil alih. Negara ini juga terpecah di antara faksi-faksi bersenjata yang berbeda. Sementara, terdapat kekuatan asing dari Rusia dan Iran hingga Amerika Serikat, Turki dan Israel turut campur akan masalah itu.

 

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement