REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) berkolaborasi untuk memberdayakan mantan narapidana terorisme. Mantan narapidana akan dilibatkan dalam program Brigade Pangan.
“Saya bangga pertemuan hari ini pembicaraan pelaksanaan program deradikalisasi yaitu kolaborasi dalam program Kementan Brigade Pangan,” kata Kepala BNPT, Komjen Eddy Hartono dalam keterangan resmi Kementan, dikutip Selasa (10/12/2024).
Komjen Eddy menjelaskan sekitar 45 mantan narapidana dilibatkan. Mereka akan bergabung ke dalam tiga kelompok Brigade Pangan.
"Negara hadir untuk pencegahan terorisme dan kami masukkan ke Brigade Pangan, mantan narapidana bergabung mengolah lahan, rencana ada tiga Brigade Pangan,” jelasnya.
Komjen Eddy berharap kolaborasi ini dapat berkontribusi pada program deradikalisasi sekaligus berdampak pada ketahanan pangan. Di mana para mantan napi menjadi lebih produktif dan tidak akan kembali terjerat masalah terorisme.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyambut positif kolaborasi ini. “Bapak Presiden Prabowo menargetkan kita swasembada secepat-cepatnya. Dan kolaborasi dengan berbagai pihak merupakan salah satu kunci untuk mewujudkannya,” jelasnya.
Brigade Pangan merupakan bagian dari program percepatan swasembada pangan dengan melibatkan generasi muda. Satu kelompok Brigade Pangan yang terdiri atas 15 orang akan mengelola lahan seluas 200 hektare dengan menggunakan teknologi pertanian. Program ini tidak hanya mendorong peran generasi muda untuk terjun di sektor pertanian, tetapi diharapkan dapat mewujudkan gagasan swasembada pangan sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.