Rabu 11 Dec 2024 23:18 WIB

Penerimaan Negara Capai Rp 2.492,7 Triliun pada November 2024, Ini Target Desember

Kemenkeu menargetkan penerimaan pada Desember bisa capai Rp 500 triliun.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Friska Yolandha
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN Kita di Jakarta, Jumat (8/11/2024).
Foto: Ahmad Fikri Noor/Republika
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN Kita di Jakarta, Jumat (8/11/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati memaparkan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga akhir November 2024. Penerimaan negara tercatat sebesar Rp 2.492,7 triliun, atau 89 persen dari target APBN sebesar Rp 2.802,5 triliun, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 1,3 persen.  

"Penerimaan negara kita masih menunjukkan tren positif, meskipun ada tekanan global. Hingga akhir November, penerimaan perpajakan telah mencapai Rp 1.946,7 triliun, atau 84,3 persen dari target APBN. Dari jumlah tersebut, penerimaan pajak menyumbang Rp 1.688,9 triliun, tumbuh 1,1 persen dibandingkan tahun lalu. Sementara itu, penerimaan bea dan cukai mencatatkan pertumbuhan yang lebih baik, yakni 5,2 persen, dengan total Rp 257,7 triliun," ungkap Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Rabu (11/12/2024).

Baca Juga

Di sisi lain, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) telah melampaui target, mencapai Rp 522,4 triliun atau 106,2 persen dari target Rp 492 triliun. Namun, secara tahunan, PNBP mengalami kontraksi 4 persen. 

"Kinerja PNBP yang melampaui target memberikan sinyal positif meski masih ada tantangan dari sektor komoditas yang melandai," tambahnya.  

Dari sisi belanja, realisasi hingga November 2024 mencapai Rp 2.894,5 triliun, atau 87 persen dari total alokasi APBN sebesar Rp 3.325,1 triliun, tumbuh 15,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Belanja pemerintah pusat tercatat Rp 2.908,6 triliun, atau 85,1 persen dari target, dengan belanja kementerian/lembaga sebesar Rp 1.049,7 triliun dan belanja non-kementerian/lembaga sebesar Rp 1.048,9 triliun. Adapun transfer ke daerah mencapai Rp 795,8 triliun, atau 92,8 persen dari target Rp 857,6 triliun, tumbuh 8,1 persen.  

"Keseimbangan primer APBN kita juga masih positif, mencatat surplus Rp 47,1 triliun. Ini lebih baik dibandingkan desain awal yang memproyeksikan defisit Rp 25,5 triliun. Defisit APBN secara keseluruhan tercatat Rp 401,8 triliun, lebih rendah dari target Rp 522,8 triliun, atau 1,81 persen dari PDB, dibandingkan proyeksi awal sebesar 2,29 persen," jelas Sri Mulyani.  

Ia juga menegaskan, pemerintah akan memaksimalkan kinerja APBN di Desember 2024. "Kami menargetkan belanja negara mencapai Rp 517,85 triliun hanya di bulan Desember, sementara penerimaan negara diproyeksikan bertambah Rp 316,69 triliun. Ini adalah upaya untuk memberikan stimulus besar bagi perekonomian nasional," kata Sri Mulyani.  

Meski demikian, ia mengingatkan perlunya kewaspadaan terhadap dinamika global yang masih bergejolak. Namun, ia optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap stabil, didukung konsumsi yang kuat dan inflasi yang terkendali.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement