REPUBLIKA.CO.ID, Shalat witir merupakan salah satu ibadah yang memiliki kedudukan istimewa dalam Islam. Dalam buku Allah Itu Witir dan Mencintai Witir karya Sutomo Abu Nashr, dijelaskan bahwa shalat witir bukan sekadar shalat sunah biasa. Ibadah ini memiliki keutamaan yang luar biasa sehingga layak untuk dijadikan prioritas dalam amalan sehari-hari.
Shalat witir memiliki hubungan langsung dengan sifat Allah SWT. Disebutkan dalam hadits bahwa Allah adalah Maha Esa (Witir) dan mencintai bilangan ganjil. Hal ini tercermin dalam berbagai bentuk ibadah, seperti dzikir, thawaf, hingga tata cara wudhu, yang menggunakan pola bilangan ganjil. Dengan demikian, melaksanakan shalat witir menjadi salah satu wujud kecintaan seorang hamba kepada Allah SWT.
Beberapa ulama bahkan memberikan perhatian khusus terhadap shalat witir. Meskipun mayoritas ulama menyepakati bahwa shalat ini sunah, ada pandangan yang menyatakan bahwa mereka yang meninggalkannya secara sengaja tidak layak menjadi saksi dalam sebuah persidangan. Pandangan ini menunjukkan betapa shalat witir dipandang sangat penting meskipun tidak diwajibkan.
Keutamaan lain dari shalat witir adalah besarnya pahala yang dijanjikan. Dalam sebuah hadits, shalat witir disebut lebih baik daripada memiliki unta merah, yang merupakan simbol kekayaan besar di zaman Rasulullah SAW. Bahkan, dengan hanya melaksanakan satu rakaat saja, seorang muslim dapat memperoleh pahala yang luar biasa.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagaimana diriwayatkan oleh Kharijah Ibn Khudzafah- bersabda,
إِنَّ اللَّهَ أَمَدَّكُمْ بِصَلَاةٍ هِيَ خَيْرٌ لَكُمْ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ الوِتْرُ، جَعَلَهُ اللهُ لَكُمْ فِيمَا بَيْنَ صَلَاةِ العِشَاءِ إِلَى أَنْ يَطْلُعَ الفَجْرُ
"Sungguh, Allah telah menganugerahi kalian sebuah shalat yang itu lebih baik dari sekedar unta- unta merah, yaitu Witir. Allah jadikan shalat witir itu waktunya memanjang antara shalat Isya sampai terbit fajar" (HR. Tirmidzi)