Jumat 13 Dec 2024 07:37 WIB

Bahlil: Kalah di Konvensi Partai Golkar, Tapi Prabowo Sukses Jadi Presiden

Bahlil sebut Golkar sebagai partai adaptif yang mengikuti perkembangan zaman.

Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia (tengah) memberikan hormat kepada Presiden Prabowo Subianto (kiri) dan Wapres ke-10 dan ke-12 Muhammad Jusuf Kalla (kanan) usai menyampaikan pidato dalam peringatan puncak HUT ke-60 partai yang ia pimpin di Sentul, kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (12/12/2024). Peringatan HUT partai berlambang pohon beringin tersebut membawa tema Golkar Solid Untuk Indonesia Maju.
Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia (tengah) memberikan hormat kepada Presiden Prabowo Subianto (kiri) dan Wapres ke-10 dan ke-12 Muhammad Jusuf Kalla (kanan) usai menyampaikan pidato dalam peringatan puncak HUT ke-60 partai yang ia pimpin di Sentul, kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (12/12/2024). Peringatan HUT partai berlambang pohon beringin tersebut membawa tema Golkar Solid Untuk Indonesia Maju.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perjalanan Prabowo Subianto untuk menjadi Presiden RI terbilang cukup panjang.  Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia mengatakan, Prabowo  sempat kalah pada konvensi Partai Golkar untuk bisa maju sebagai calon presiden pada tahun 2004. Namun 20 tahun kemudian berhasil menjadi Presiden Republik Indonesia.

Menurut dia, Prabowo Subianto merupakan kader terbaik Partai Golkar yang kemudian berpindah ke Partai Gerindra. Walaupun berpindah, Partai Golkar tetap menghargai partai lain.

Baca Juga

"Yang menang (konvensi) waktu itu adalah Pak Wiranto. Namun, dalam pilpres belum Allah mengizinkan jadi Presiden. Akan tetapi, yang kalah konvensi, 20 tahun kemudian langsung terpilih jadi Presiden," kata Bahlil saat berpidato pada Puncak HUT Ke-60 Partai Golkar di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Kamis.

Selain itu, dia pun mengungkapkan bahwa konvensi Partai Golkar yang digelar pada tahun 2004 tersebut sedang berada di era Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tandjung. Walaupun begitu, dia mengatakan, Akbar Tandjung tak serta-merta menjadi calon presiden.

"Jadi, memang di Golkar ini ya ketua umum itu belum tentu jadi presiden, belum tentu, karena Golkar ini inklusif, dan itu sudah dicontohkan oleh Bang Akbar," kata dia.

Bahlil mengemukakan bahwa dinamika yang terjadi pada Partai Golkar tersebut membuktikan bahwa Golkar adalah partai yang betul-betul mengikuti perkembangan sistem politik yang ada.

Setelah itu, kata dia, Partai Golkar pun ditinggalkan oleh para kader terbaiknya. Selain oleh Prabowo Subianto, Golkar pun ditinggalkan oleh Wiranto yang mendirikan Partai Hanura dan Surya Paloh yang mendirikan Partai NasDem.

"Artinya apa? Yang saya mau sampaikan adalah bahwa Golkar sebagai partai yang adaptif, yang mau mengikuti perkembangan," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral itu.

Untuk itu, dia meminta calon kepala daerah yang kalah dalam Pilkada 2024 agar tak mudah menyerah. Para kandidat yang kalah perlu mencontoh kiprah Presiden Prabowo Subianto hingga berhasil memenangi Pemilu Presiden dan Wakil Presiden RI.

 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement