REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pendiri dan CEO Pinhome Dayu Dara Permata punya kiat tersendiri dalam menciptakan kesetaraan gender di kantornya yang notabene merupakan startup. Dara menyebut ‘kode perilaku’ diciptakan di kantornya sebagai implementasi dalam perwujudan kesetaraan gender.
Dara bercerita bahwa Pinhome merupakan platform ecommerce properti, KPR, dan jasa rumah tangga, dengan jumlah pekerja sekitar 200—300 orang. Dalam startup tersebut, Dara mengakui ada kompleksitas kesetaraan gender pula, sebagaimana yang terjadi di perusahaan-perusahaan lainnya.
“Isu kesetaraan gender selalu ada. Di Pinhome yang kita lakukan, kita pastikan setiap orang yang bergabung membawa culture yang baik, salah satunya adalah mengenai kesetaraan,” kata Dara dalam kegiatan talkshow bertajuk ‘Menciptakan Ruang Kerja yang Aman dan Nyaman bagi Perempuan’ di acara Jakarta Mother’s Day 2024 di kawasan SCBD, Jakarta, Ahad (22/12/2024).
Dia menjelaskan, langkah itu dilakukan pada saat momen tahapan rekrutmen karyawan. Dalam proses rekrutmen, terutama di sesi wawancara, calon pekerjanya akan ditanyai secara mendalam karakternya sebagai individu ataupun calon leader.
“Pertanyaan-pertanyaan itu juga menyentuh hal-hal yang berkaitan dengan bagaimana menciptakan iklim yang kolaboratif,” ujar dia.
Setelah proses seleksi dilakukan secara mendalam, para pekerja tersebut sudah memiliki background yang teruji, dan cocok dengan culture tempat kerja dengan memiliki karakter inklusif. Seperti diantaranya mengenai berbagai isu, termasuk isu perempuan di lingkungan kerja.
“Ada hal-hal berkaitan dengan bagaimana berperilaku di tempat kerja, ada code of conduct. Kita akan merasa hal-hal ini settle. Kode perilaku ini harus diketahui dari awal,” kata dia.
Lantas, Dara menyebut, secara periodik bulanan akan ada semacam pengecekan atau follow up. Salah satunya interview mengenai concern para karyawan, yang kemudian bisa membuka isu kesetaran gender.
“Ada dua hal yang fundamental, satu, flexible working space, wanita sangat menghargai jika bisa hibrida, kerja dari rumah, selama bisa perform. Kita dalam dua atau tiga tahun setelah Covid-19 kita (Pinhome) masih mencanangkan hybrid, ini membantu para wanita yang punya peran ganda,” terangnya.
Hal fundamental kedua yakni flexible working hour. Pinhome sendiri menurut penuturannya memberlakukan jam kerja tidak kaku 9—5.
“Kita enggak ada jam kerja saklek. Ternyata ini sangat dihargai dan diinginkan tim kami, ini yang akan kami teruskan,” ujar Dara.